73010 // pjh

2

Beras, check.

Minyak masak, check.

Serbuk kopi...

Di sini Jihoon sekarang.

Supermarket.

Membeli barang rumah atas arahan eomma nya.

Sebenarnya dia malas. Tapi terpaksa.

" Mana nak cari serbuk kopi? " Mata ralit memerhati satu persatu rak sambil menolak sebuah troli tanpa pandang ke hadapan.

" Serbuk kopi , serbuk kopi.... "

Dan tiba tiba....

Bump!

Troli yang dipegang berlanggar seorang gadis.

" Hey, tak nampak ke? "

Marah gadis itu.

" Maafkan saya cik. Salah saya. Saya tak perasan cik. " Ucap Jihoon serba salah. Dia menunduk. Aih, leka sangat mencari barang.

" Lain kali jalan pandang depan. "

Jihoon mengangkat kepala.

Alahai kecil betul dunia ni.

Sampaikan dia boleh terlanggar gadis itu lagi.

" Arissa. "

Mata Arissa membulat. Memandang Jihoon.

" Mana awak tahu nama saya? "

" Kau perempuan yang kerja kat cafe tu kan? "

" Awak perasan saya? "

" Iya. You caught my attention, pretty. "

Pipi Arissa merona merah. Namun, cepat cepat dia tapis perasaan itu.

" Aku Jihoon. Park Jihoon. "

" Arissa Nabeeha. "

Hanya bibir berbicara. Tiada huluran tangan kerana Arissa masih menjaga batas.

Jihoon memandang troli yang dipegang Arissa. Penuh dengan barangan masakkan. Terlintas tanda tanya difikirannya.

" Kau nak buat party ke ni? "

" Huh? "

" Barang masak banyak banyak ni. Untuk party ke? "

" Eh tak. Cuma belanja orang makan. Dah jadi rutin kalau ada rezeki lebih. "

" Oh rutin. Buang duit macam tu? "

Arissa menggeleng. Wajah Jihoon yang agak keliru itu ditatap lembut.

" Hanya niat untuk bersedekah. Supaya dapat pahala. "

" Pahala? "

" Yup, pahala. Ganjaran yang Tuhan bagi kalau kita buat baik. "

" Apa yang kita dapat kalau buat pahala? "

" Dapat masuk syurga, Jihoon. "

Arissa senang berbicara dengan Jihoon. Lelaki ini seperti budak kecil yang polos tidak tahu apa apa. Namun, Arissa tetap menerangkan satu persatu apabila disoal. Jihoon pun mudah faham.

Akhirnya Arissa meminta diri. Berasa senang bercerita serba sedikit tentang agamanya kepada orang non Muslim.