Empat

1.8K 263 64
                                    

Siapa yang nungguin update-an ini?

Oh, nggak ada, ya. Panteeeees update-nya lama. #eh :p

************************************

Gemintang Kanessa A. mendukung naik • 1 jam

Witha Zayyan Ibrahim • Ikuti

Mempelajari sains untuk mendekat kepada-Nya • 11 jam

Saya pernah baca kutipan di media sosial: besar kecilnya masalah itu tergantung dari sudut pandang bagaimana kita melihatnya. Bisakah kamu tunjukkan kepadaku sehingga masalah demi masalah yang bertubi datang silih berganti ini terasa lebih ringan dilalui?

Besar kecilnya masalah tergantung dari sudut pandang bagaimana kita melihatnya? Benar sekali.

Coba perhatikan saat matahari terbit atau terbenam. Saat itu, matahari akan terlihat lebih besar ketimbang ketika berada tepat di atas kepala kita.

Kenapa bisa seperti itu? Apakah matahari berubah ukuran? Jawabannya, jelas tidak. Ukuran matahari masih tetap sama entah itu ketika terbit, saat berada di atas kepala kita, atau bahkan ketika terbenam sekalipun.

Lalu, kenapa ukurannya terlihat berbeda? Yup, itu semua karena ilusi mata kita sendiri.

Saat matahari berada di horizon, dia terlihat lebih besar karena ada objek-objek lain di depannya (entah itu gedung-gedung, pepohonan atau pegunungan). Objek-objek inilah yang membuat otak kita membandingkan ukurannya sehingga matahari seolah tampak lebih besar. Hal berbeda ketika matahari berada tepat di atas kepala kita, saat itu dia terlihat jauh lebih kecil karena tidak ada objek-objek lain di sekitarnya.

Sekarang pertanyaannya, kamu memilih memandang masalah-masalah yang menderamu saat ini seperti melihat matahari berada di horison atau di atas kepala?

Jika kamu memilih memandang masalahmu seperti melihat matahari di atas kepala, saat itu dia akan tampak jauh lebih kecil. Bukan cuma itu, saya yakin tak lama kemudian kamu akan spontan terpejam, lalu merunduk ke bawah. Ketika kelopak matamu membuka kembali, saat itulah kamu menyadari, betapa di bawah sana masih banyak orang yang masalah hidupnya jauh lebih pelik dan berliku ketimbang yang kamu alami saat ini.

Lalu, ketika kamu melihat kembali pada hamparan langit biru dan gumulan awan putih, darinya Tuhan seperti ingin menunjukkan bahwa masih ada harapan di sana. Harapan yang terbentang luas yang akan dikabulkan Tuhan suatu hari nanti.

Apa pun masalah yang menderamu saat ini, yakinlah bahwa Tuhan tidak mungkin membebani hamba-Nya di luar kemampuan. Jika saat ini kamu merasa terlalu berat, boleh jadi ada yang salah dengan cara kita memandang masalah itu sehingga begitu berat untuk dilalui.

Semoga tercerahkan.

Dukung Naik • 347

*
*
*
*

"Jadi, kemarin kamu ke Dufan sama Inti Atom juga?" tanya Magani setelah kelas Mekanika Klasik baru saja berakhir.

Nessa yang tengah memasukkan kembali bukunya ke dalam tas spontan menoleh. Dari tatapannya seakan dia bertanya heran, "Darimana kamu tahu?"

"Aku lihat dari IG story-nya tadi pagi," terang Magani langsung paham arti tatapan Nessa. Ibu jari Magani bergerak lincah pada layar ponselnya. Setelah menemukan yang dicarinya, dia lantas menunjukkannya pada Nessa. "Dia posting 23 jam yang lalu. Di jam yang sama kamu juga di situ. Jadi, nggak sulit buat ambil kesimpulan, kan?"

Gibran mengunggah video story yang memperlihatkan Kyla menjerit kegirangan ketika menaiki wahana Ontang Anting, sementara Lexa dan Afia hanya tertawa menonton di luar.

InertiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang