|| 16 || With Glenn

34K 3.4K 82
                                    


"Hah ..."

Adelio menyandarkan badan pada kursi kebesarannya.

Mata tajamnya menatap kosong pada figura yang menampakkan foto mendiang sang istri, hingga tangannya tergerak mengusap pelan figura itu.

"Aku harus bagaimana, sayang?"

Lirihnya serak, keningnya mengerut dalam. Percakapannya dengan dokter Dirga pagi tadi membuat perasaannya kacau dan gelisah.

Memikirkan anak bungsu manisnya memiliki penyakit yang sama dengan sang istri membuat hatinya sakit luar biasa. Tubuh kecil itu harus menanggung penyakit yang sulit disembuhkan, dan memiliki resiko kematian tinggi, Adelio tak kuat membayangkannya jika diagnosis itu benar adanya.

Baru ia dan Zavier saja yang mengetahui diagnosis ini, mereka berdua belum memberitahu yang lainnya.

"Apa tuan muda Naresh, memiliki masalah pada jantungnya?"

Deg

"Apa maksudmu?!" mereka berdua tersentak mendengar suara keras itu. Keduanya menoleh dan mendapati Zavier yang berdiri tak jauh dari pintu kamar Naresh.

"Katakan apa maksudmu?!" bentak Zavier, lagi. Pemuda itu mendekat dengan tangan yang tampak terkepal erat sampai urat nya menonjol.

Dirga menghela napas. "Begini, tuan. Dari hasil pengamatan saya tadi, dan saat tuan muda di rumah sakit selepas mengalami luka parah pada kepalanya, saya menemukan kejanggalan. Tuan Naresh selalu terlihat kesulitan bernapas saat tidur, napasnya juga terdengar berbeda dari kebanyakan orang, terasa lemah dan lambat. Dari keluhannya tadi, saya yakin ada masalah pada jantungnya."

Tangan Adelio terkepal erat. "Tapi El tidak pernah mengeluh kesakitan selama ini," ucapnya lirih.

"Mungkin tuan Naresh hanya berusaha untuk tidak merasakannya. Dia pasti merasa itu hal yang biasa terjadi, apalagi ketika ia sakit." Dirga menghela napas untuk kesekian kalinya. "Maaf jika saya sudah tidak sopan dengan mengungkit hal ini, tuan. Tapi, mendiang nyonya Ananta memiliki penyakit jantung kronis, sudah sejak sebelum beliau mengandung tuan muda Naresh, 'kan?"

Adelio mengangguk kecil.

"Penyakit jantung adalah salah satu jenis penyakit yang bisa diturunkan, karena itu, saran saya segeralah lakukan pemeriksaan menyeluruh pada tuan muda Naresh, sebelum penyakitnya lebih parah."

Zavier menutup wajahnya, pemuda itu terkekeh pahit. "Apanya yang calon dokter? Keadaan adik sendiri saja aku tidak tahub..." lirihnya miris.


Mata Adelio berkaca-kaca, sakit sekali perasaannya mengingat ucapan Dokter Dirga.

Kenapa putra bungsunya, yang harus menanggung beban berat seperti itu?




"Bagaimana keadaanmu?" tanya Xavier lembut. Pemuda itu mengusap rambut lebat Naresh yang sedang berbaring terlentang di ranjangnya.

Sudah dua hari sejak Naresh demam tinggi, keadaannya membaik cukup cepat karena anak itu begitu menurut dan tidak susah jika disuruh makan dan minum obat.

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraWhere stories live. Discover now