14

97 32 20
                                    

Happy reading🙌

Sudah seminggu sejak kejadian penculikan itu Reza kini berdiri didepan pintu kamar Cia sampai saat ini ia masih berusaha kembali akrab dengan adiknya.

Dia mendengar adiknya tertawa entah sedang bertelponan dengan siapa ia pun membuka pintu tapi saking serunya, Cia sampai tidak sadar.

"Gimana bu cantikkan lukisan Cia." ucap Cia lalu mengarahkan ponselnya pada lukisannya, ya dia sedang vidcall bersama ibu Xavier.

"Wahhh cantik banget kamu emang jago neglukis Ci, gimana lukisan kakak Cia cantikkan ya?" tanya ibu Xavier sambil mengelus perut yang sedikit buncit mengingat itu sudah bulan kelima.

"Jadi gak sabar debay-nya lahir bu." rengek Cia. Tingkah Cia tentu membuat Reza senyum karena gemas dengan adiknya itu.

Reza berdehem singkat membuat Cia berbalik.

"Kalau gitu Cia udahan dulu ya bu kakak Eza sudah datang."

"Iya-iya kapan-kapan kerumah lagi ya"

"Siap bu!" Cia memberikan tanda hormat pada jbu Xavier "Assalamualaikum pay-pay bu" ucap Cia sambil melambaikan tangan dibalas hal yang sama

"Waalaikumsalam" balas ibu Xavier kemudian panggilan itu berakhir

"Kenapa kak?" kini Cia menatap Reza

Lelaki itu mendekat dan memeluk Cia "rindu Cia yang manja sama kakak! " rengek Reza.

"Isshhh kakak ih Cia sesek."

"Pokoknya kakak dimaafin dulu!"

"Gak mau!"

"Harus!"

"Idih maksa."

"Biarin."

Mata Cia berkaca-kaca dan suara tangisann terdengar ditelinga Reza sontak lelaki itu melepaskan pelukannya dan mengusap air mata adiknya. "Kamu jangan nangis dong udah cup-cup." lembut Reza lalu memeluk Cia kembali dan menenangkannya.

"Maafin Cia cuek sama kak E— hiks Eza hiks."

"Kakak yang seharusnya minta maaf karena udah dorong kamu jangan jauh-jauh dari kakak ya? Kamu itu hidup kakak."

Mereka lalu memeluk bersama lagi dan sudah berbaikan dan seperti biasanya hal itu disasksikan oleh Galan eh ralat mungkin Xenon yang kali ini duduk dikursi itu.

"Nah gitu dong baikan dari pada marahan gue yang korban!" senang Xenon melihat scene itu melalui layar komputer.

"Jadi korban karena mangsanya diambil Reza." ejek gadis didekatnya "ck! Dikalah kuat."

"Enak aja lo bilang gua dikalah kuat, gue cuman kasian liat dia dari pada depresi mending ngeluarin emosinya sama korban gue." sewot Xenon menggeplak lengan gadis disampingnya.

"Main geplak aja ni bocah, yang sopan dong, gue kakak lo!"

"Ck! orang kita lahirnya samaan hari."

"Sama hari tapi gue duluan yang keluar! napa lo mau bilang sama aja bohong? Gak ada bohongnya orang gue keluar 5 menit duluan." ucap Gadis itu menjulurkan lidahnya jelas kelihatan bibirnya tipisnya yang indah dengan warna merah muda alami.

"Lupo? Lupo lupo lupo lupo lagi syairnya~ ingat ingat ingat ingat ingat lagi kata gue~ Gu.e gak pe. du.li." Xenon langsung ngacir lari sebelum serigala mengamuk.

"XENON SETAN!" teriak gadis itu yang tak lain Lupo mengejar Xenon hingga keluar dari ruangan cctv memasuki ruangan lain.

Pakaian yang dominan hitam dengan rambut yang terurai sungguh indah dilihat dari belakang. Xenon berlari melewati Galan yang ada disofa hingga kedua saudara kembar itu mengelilingi Galan.

RIAREZ : dendam dalam cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang