5. {first date?}

1K 107 27
                                    

Menelusuri pinggir jalan kota yang ramai, Gaipa dan Alan berjalan  begitu santai dengan keheningan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Menelusuri pinggir jalan kota yang ramai, Gaipa dan Alan berjalan  begitu santai dengan keheningan.
Alan terkejut sebenarnya, pun ingin bertanya.
Ada apa dia kemari?

"Setiap ibuku meminta diantar ke Bank, aku lebih sering menunggu diluar. Mencari sesuatu untuk dimakan bersama ibu nantinya."

"Jadi pertemuan pertama kita benar-benar saat acara pemakaman Nyonya Hong."

Gaipa menggelengkan kepalanya, sepertinya tidak. Gaipa kadang juga ikut masuk ke dalam Bank, menunggu ibunya di kursi tunggu seperti tadi.

"Tapi sepertinya kita tak memperdulikan satu sama lain saat itu," jelas Gaipa dengan tawa di akhir kalimat.

"Jadi, apa ada hal yang ingin kau sampaikan?"

Gaipa menghentikan langkahnya, senyum masih tidak lepas dari wajah manisnya. Matanya lalu memicing, memasang wajah sedikit kesal. "Apa aku tak boleh datang menemuimu tanpa urusan penting?"

Alan tidak bisa menahan senyumnya, kemudian menggeleng beberapa kali. Tentu saja Gaipa bisa menemuinya kapanpun itu. Hanya sedikit bingung, karena biasanya Alan sendirilah yang pergi ke tempat Gaipa.

"Benar, aku memiliki banyak hal yang ingin aku katakan padamu." Gaipa menggigit bibirnya sekilas, ragu ingin menyampaikan topik utama pembahasannya. "Ini tentang paman Jim."

Alan tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Mau pergi ke tempat makan daging sapi panggang favoritku?"

Kali ini senyum Alan menjadi lebar, kembali ia mengangguk. "Tentu saja, Tuan Gaipa."

----

Memotong, memanggang, bahkan tahu dengan api sebesar apa untuk memanggang, Gaipa benar-benar menunjukkan bahwa dia memang penikmat daging dengan baik.
Katanya, dia juga menyukai segala olahan daging sapi tapi memang umumnya daging panggang menjadi favorit semua orang.

"Jika nanti Tuan Gaipa ingin menemuiku lagi, kau bisa menunggu disini sampai aku pulang bekerja."

Gaipa menganggukkan kepalanya, benar juga. Tempat ini tidak terlalu jauh dari Bank dimana Alan bekerja.

"Kalau begitu, jika Tuan Alan kebetulan ingin menemuiku. Kau bisa menunggu dirumahku sampai aku kembali dari pasar."

Alan tertawa, menyembunyikan rasa terkejutnya. Terasa aneh, Gaipa membuatnya terus tersipu.

"Kenapa?" Tanya Gaipa, ia juga tertawa.

"Ini seperti aku diserang bertubi-tubi," Jawab Alan.

"Kau merasa aku menggodamu sedari tadi?" Tanya Gaipa lagi dan Alan menganggukkan kepalanya.

"Paman Jim, aku mencintainya bertahun-tahun sendirian."

Alan melihat kesedihan itu, yang dia rasa pernah mengalaminya belum lama ini.
Gaipa lanjut bercerita, awalnya dia pikir Jim mengetahui semua perasannya, ia juga merasa bahwa dirinya sudah melakukan segalanya untuk menunjukkan pada Jim tentang perasaannya.
Kemudian, Wen datang dengan cinta yang Gaipa pikir sama seperti miliknya.
Tapi Wen memiliki keberanian lebih, sedang Gaipa hanya terus mengirim sinyal dan Jim tidak menangkapnya.

Moonlight Chicken:AlanGaipa Story. [COMPLETED]Where stories live. Discover now