Lima puluh lima [END] 🕊️

45.9K 1.6K 188
                                        


Akhirnya, Vren!

Cerita ini usai di part ini.

Huhu, sedih sekaleee.

Jangan lupa vote, coment dan rekomendasikan ke teman kalian, sahabat.


К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


***

Hari ini, tanggal 17 Desember 2022, Arkan mendatangi gundukan tanah yang bertuliskan nama gadisnya.

Ia datang dengan membawa kue ulang tahun berbetuk hati lengkap dengan lilin angka 18 yang ia letakkan di atas tanah.

Arkan terduduk di tanah tanpa beralaskan apa-apa. Dia tidak peduli bajunya akan kotor nantinya.

"Hai, Aymar! Gimana? Lo udah bahagia?" tanya Arkan parau. Matanya tiada henti mengeluarkan air mata dengan rasa sakit yang terus menusuk jantungnya.

"Maaf, ya, gue baru bisa datang sekarang." Arkan menatap nanar gundukan tanah di depannya.

Arkan menyesal tidak ada di saat-saat terakhir Aymar ada di dunia. Seperti yang kita tahu, dia juga berusaha melawan penyakitnya.

Arkan sekarang sudah sembuh, ia sudah sehat. Sama halnya dengan Aymar yang sudah sehat dan bahagia. Bedanya, mereka merasakannya di dunia yang berbeda.

"Gue minta maaf karena selalu nganggap lo lemah, tanpa gue tahu apa yang Lo rasakan lebih sakit dari yang gue rasakan," lirih pemuda itu mengusap nisan sang kekasih.

"Gue terus berpikir kalau gue orang yang lebih menderita karena keluarga apalagi penyakit yang ada sama gue, gue gak pernah melihat ke arah lo, gue gak pernah belajar dari Lo," sesal Arkan merasakan kepedihan yang teramat luar biasa.

Arkan tak pernah berpikir Aymar akan meninggalkannya lebih dahulu, karena yang ada di otaknya dulu adalah ia yang akan pergi meninggalkan kenangannya, keluarga, dan dunia. Namun, Tuhan punya rencana sendiri. Ini mungkin adalah hukuman dan tamparan keras padanya setelah apa yang terlah ia perbuat pada gadis itu. Dengan begini, Arkan akan hidup dengan penuh penyesalan setia harinya, berbeda jika dia yang pergi terlebih dulu.

Arkan menyeka kasar air matanya. Ia lalu meraih kue yang ia bawa dan mengangkatnya.

"Sekarang adalah hari ulan tahun lo," tambahnya tersenyum getir. Ia mengeluarkan korek dari dalam sakunya dan menyalakan lilin tersebut.

Arkan menarik nafas. Pemuda itupun mulai bernyanyi.

"Happy birthday to you ..."

"Happy birthday to you ..."

"Gue berharap, lo bisa maafin gue, dan bahagia di sana, ya." Arkan meniup lilin tersebut mewakili Aymar.

Pemuda itu tersenyum, meletakkan kembali kue itu di atas gundukan tanah peristirahatan Aymar. Ia lalu berdiri, dan berjalan menjauh dari tempat itu.

DANDELION [SUDAH TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя