Tuk... Tuk...
Aireen mengetuk pintu bilik---
______________________________________" Masuk . " Kedengaran suara abahnya dari dalam berkata .
Dia membuka pintu .
Dato' Abu Yamin juga berada di dalam bilik itu , sedang duduk di atas kerusi .
Kahar melarikan anak matanya dari memandang ayahnya sebelum perlahan memandangnya semula .
Pandangan tajam diberi pada Kahar .
Aireen berjalan masuk dan menutup pintu . Kahar mengikutnya dari belakang .
" Pergh . Tuan Maleeq . Tahniah . " Aireen membaca nama yang tertera di atas meja kayu yang besar itu .
Abahnya tersenyum .
" Kenapa abah-- I mean , Tuan nak jumpa saya ? " Aireen berasa bersalah untuk memanggilnya abah di sekolah .
" Panggil je abah . " Maleeq berkata .
Aireen mengangguk .
Maleeq mengeluarkan sesuatu dari poketnya . Dia menghulurkan benda itu pada Aireen .
" Nah . Ic baru kamu . "
" Thank you , abah . " Aireen mengambil ic itu dan meletakkan di dalam poketnya .
" Abah ada tawaran untuk adik . Tawaran untuk jadi pengawas . " Abahnya berkata .
" Pengawas ? Hmm.. tak nak . " Senang Aireen menjawab . Dia tak perlu fikir dua tiga kali untuk bagi keputusan tentang ini .
" Kenapa tak nak ? Jadi pengawas banyak manfaat . " Abahnya ingin tahu .
" Sebab banyak tanggungjawab . Malas dah nak pikul tanggungjawab bagai . Lagipun ... Abang Amirr ada , Naim ada . Diaorang pengawas yang baik , apa ? Kan , Kahar ? " Aireen memandang Kahar .
" Betul . " Kahar menjawab sambil tersenyum kecil .
" Kalau tu keputusan adik , abah tak nak paksa . " Abahnya tersenyum .
" Ada apa-apa lagi ke ? " Aireen bertanya .
" Tak ada apa . Balik lah ke kelas . Jaga diri . " Abahnya berkata seraya tersenyum .
" Jangan risau lah . Kahar ada . " Aireen menepuk belakang Kahar .
Kahar tersenyum .
Abahnya tertawa . Dia boleh rasa yang ada sesuatu di antara mereka tetapi dia tak mahu bertanya kerana ingin menghormati privasi Aireen .
" Kahar . " Dato' Abu Yamin memanggilnya .
Kahar memandang ayahnya .
" Kau pergi mana seminggu cuti hari tu ? Kenapa tak balik ? Dekat dorm pun tak ada . " Ayahnya bertanya dalam loghat Kelantan .
Aireen kebingungan . Semua di dalam bilik itu kecuali-nya faham .
" Kahar pergi Melaka . Kahar ikut Aireen pergi kampung dia . " Kahar menjawab .
" Oh.. Melaka ? macam tak ada rumah . " Abu Yamin berkata dengan tegas .
" Kau jangan nak buat onar dengan anak orang . Jangan buat malu aku . " Abu Yamin seperti menyindir Kahar .
Kahar tertunduk sambil menggenggam penumbuk dengan erat .
Aireen ambil keputusan untuk mencelah .
" Dato' jangan marah Kahar . Saya yang ajak Kahar balik kampung saya . Lagipun , dia jaga saya baik . Jangan risau . Saya percaya yang Kahar tak akan buat benda bukan-bukan pada saya . Saya percayakan dia . " Aireen berkata sambil memandang Kahar .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...