「017」 Merah

689 121 2
                                    

Malam itu.

Entah kenapa, tiba-tiba saja aku merasa meragukan semuanya. Tentang ke-realistis-an. Sedikit paranoid, takut-takut kalau aku mengecil hanyalah mimpi dalam koma belaka.

Padahal tadi terlalu excited sampai sakit perut gara-gara aku masuk sekolah. Seharusnya aku malas mengulang kehidupan anak SD, mungkin karena jadi anak kecil, jiwa bocah yang ku sembunyikan jadi keluar.

Aku berbaring di atas kasur memikirkan kalau misalnya saja ini adalah mimpi. Kalau ini mimpi, lalu bangun, apa yang akan kulakukan? Biasa saja lalu mimpi ini terlupakan? Atau malah menangis karena aku menyayangi 'mereka' sebagai keluargaku yang ternyata itu adalah mimpi?

Aku menghela nafas panjang berharap pikiran negatif keluar semua bersamaan dengan hembusan nafasku.

Aku menatap langit-langit kamarku. Rasa kantuk perlahan mulai menyerang. Kedipan mataku mulai terasa berat dan akhirnya menutup mata. Membiarkan diriku terlelap dalam tidur.

◎◎◎

*3rd person POV*

"Edogawa Irene desu! Yoroshiku onegai shimasu~!" Ucap Irene bersemangat.

"Wah Airin?"

"Airin namanya!"

"Kirei desu nee..."

Dan berbagai macam bisikan dari murid kelas 1-B. Dari mulai Irene memasuki gerbang sekolah ini, sampai sekarang pun, semua murid menatapnya penasaran sekaligus terpesona. Pasalnya, wajah kecilnya Hoshino atau yang sekarang disebut Irene itu sangat imut. Irene juga cepat beradaptasi dan menyamakan seleranya dengan anak kecil di sini.

"Baiklah, Irene, silahkan duduk ya..." Ucap guru berambut pendek itu dengan ramah. Entah siapa namanya dia, Irene lupa, karena seingatnya, wali kelas Kobayashi Sumiko belum muncul di titik waktu ini.

Irene mengangguk mengiyakan dan berjalan mencari meja kosong. 'Mitsuketa!' Batinnya.

Tempat duduk yang strategis. Tepat di tengah papan tulis, keempat dari depan. Irene melihat sekeliling. Dan betapa beruntungnya dia. Ada Ayumi di bangku depan, Mitsuhiko di bangku samping kanan, dan Genta di bangku sebelah kiri Ayumi.

'Lucky!' Batin Irene tersenyum senang.

◎◎◎

*Hoshino / Irene's  POV*

Kelas sudah selesai dan waktunya pulang. Dan seolah keberuntungan berpihak padaku, aku jadi tak usak capek-capek menghampiri mereka duluan.

"Irene-chan!" Panggil seseorang. Suara yang familiar. Aku menoleh kebelakang. Yoshida Ayumi. Anak yang supel dan sangat-sangat ramah. Sudah pasti idola anak laki di kelas. Anggota detektif cilik yang bucin banget sama Conan, bisa jadi Conan cinta pertamanya. Satu-satunya anggota perempuan sebelum Haibara Ai datang. Yang ada di pikiranku kalau mikir tentang Ayumi ialah: bocah yang kalo dah gede bisa-bisa ngeharem sendiri kalo Haibara ga dateng, wkwkwk.

Ayumi meraih tanganku. "Irene-chan! Pulang bareng yuk!" Senyum cerianya terpatri di wajahnya, membuatku ingin mencubit pipinya saking lucunya. Tapi aku sadar diri, nanti malah dijauhin.

Seorang bocah laki-laki yang berbadan lumayan besar itu menghampiri kami. "Hehe... Ayo!" Ajaknya bersemangat. Kojima Genta, bocah yang suka makan, terutama nasi belut. Bocah yang diem-diem demen sama Ayumi. Anggota detektif cilik yang bisa dibilang dia yang dominan dalam menyuruh Conan. "Cepat! Aku sudah lapar nihh...!" Keluhnya sambil memegang perutnya yang besar.

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Where stories live. Discover now