Chapter 25

142 30 0
                                    

Hari itu rekaman laguku selesai, tinggal di mixing dan mastering saja. Aku pulang dengan perasaan lega, seakan beban berat sudah terangkat dari pundakku. Aku yang merasa bahagia, lantas bertanya pada member

"Ada makanan yang kalian inginkan?", ucapku

"Tumben."

"Ada apa ini?"

"Ada hal yang kami lewatkan?"

"Apa kami habis membuat kesalahan?"

"Unnie jangan tiba-tiba baik seperti ini, kami khawatir."

"Rasanya aneh ngeliat unnie baik seperti ini, karena ini bukan Seola unnie yang ku kenal."

"Iya. Tolong kembalikan Seola unnie kami"

"Bona unnie, tolong jangan mengirim pesan lewat Seola unnie, kami ketakutan disini."

"Tapi aku ada dikamar.", balas Jiyeon

"Bona daritadi dikamar", tambah Sojung

"Dasar kurang ajar. Kalian mau makan gratis atau tidak?"

"Mau."

"Unnie, maaf. Jangan batalkan ucapanmu tadi."

"Cepat sebutkan, sebelum aku berubah pikiran"

"Unnie, aku mau pizza."

"Aku tteokbokki."

"Unnie.. yangnyeom-chikin."

"Aku jajangmyeon."

"Aku jjamppong"

"Aku mau chimaek."

"Yakk.. kalian mau membuatku bangkrut karena membeli semua itu. Dan apa itu chimaek, bukannya lusa masih ada rekaman lagu lain."

"Unnie.. please. Kan masih ada jeda satu hari lagi, suara kita pasti sudah lebih baik."

"Benar. Unnie please.."

"Unnie.. sekali saja."

"Aigoo baiklah. Sekarang pilih makanan yang bisa dimakan oleh semuanya."

"Chimaek dan pizza."

"Unnie.. tambah cola. Jangan sampai lupa."

"Iya bawel. Aku beli dulu."

"Ok. Unnie makasih"

"Ya sama-sama."

Setelah tau apa yang mereka inginkan, aku pergi membeli pesanan tadi di restoran yang biasa kami pesan. Lalu aku pulang dengan membawa pesanan yang member inginkan. Dan sesampainya di dorm, Dayoung dan Juyeon sontak mengambil alih pesanan yang ku bawa, dan meninggalkanku sendiri di depan pintu masuk. Aku sampe udah gak tau lagi harus ngomong apa sama mereka.

Ketika masuk ke ruang tengah, aku bisa ngeliat mereka udah duduk melingkar sambil nyiapin peralatan makan. Setidaknya mereka masih nyisain aku tempat duduk, meski tempatnya kecil dan jauh dari makanan. Dan begitu melihat aku duduk, mereka langsung rebutan ngambil makanan.

Seperti biasa pas makan, kami bakal ngobrol hal penting sampe hal remeh sekalipun. Gak jarang anak-anak kasih pendapat mereka mengenai rekaman tadi. Habis makan, sebagian member membersihkan bekas makanan dan yang lainnya sibuk memilih film yang akan kami tonton bersama. Sambil nunggu semua siap, aku pamit membersihkan diriku setelah seharian di studio.

10 menit kemudian, aku kembali ke ruang tengah dan melihat member sudah terpaku dengan film yang ada. Dari kejauhan, aku bisa liat kalo ada posisi kosong di samping Jiyeon dan memutuskan untuk duduk disana. Saat dia menyadari kehadiranku, aku menariknya mendekat dan dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku mengaitkan jemari kami berdua dan sesekali mencium punggung tangannya. Beruntungnya, anak-anak mematikan lampu saat menonton film, jadi posisi kami tidak terlalu keliatan.

Selesai menonton, kami bermain game ditemani beer dan soju yang tadi ku beli. Entah sial atau gimana tapi Sojung, Juyeon dan Dayoung selalu kalah. Hukuman yang kalah adalah meminum minuman yang sudah diracik oleh Yeonjung. Malam itu, aku terbebas dari hukuman karena sudah mentraktir mereka dan boleh digantikan oleh member lain. Dengan semangat membara, aku memilih Sojung menggantikanku minum.

Game terus berlanjut hingga anak-anak mulai tumbang satu per satu. Aku yang dari tadi hanya minum sedikit beer dan meminta member yang masih setengah sadar untuk kembali ke kamar. Sisa member yang tidak tertolong, ku biarkan di ruang tamu dengan selimut. Setelah memastikan semuanya aman, aku memindahkan Jiyeon ke kamar dan tidur bersamanya disana.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang