🎗️ 8 - Kebahagiaan Berselimut Kebohongan.

326 316 30
                                    

«••·••»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«••·••»

Hembusan angin menerpa pepohonan rindang hingga dedaunan berterbangan. Hujan yang sedari tadi terus turun begitu deras. Seseorang yang berdiri dengan payung digenggaman tangannya sedari tadi terus tersenyum. Ia terus menatap ke arah api yang terus menyala membakar pakaian miliknya. Sisa-sisa bahan bakar yang menciprat di pakaian membuat api yang menyala tak akan padam ketika hujan mengguyurnya.

Suara hati terus berbisik dalam gelapnya malam dan suara hujan yang terus turun dengan senyum yang terus terukir di wajah. Ucapan selamat tinggal ia ucapkan sebelum meninggalkan tempat itu. Kemudian ia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat dengan payung yang masih melindunginya. Duduk di antara orang-orang untuk menyembunyikan keberadaannya. Mobil dengan orang-orang yang diberi perintah oleh George untuk menyelidiki misi itu kini meninggalkan area Penthouse.

Perapian yang sudah membakar hangus semua yang orang itu bakar perlahan padam seiring waktu berlalu.

Beberapa jam setelahnya, mobil itu kembali ke Penthouse. Membawakan kabar jika mereka menemukan mayat Nuna dan orang-orang yang ditugaskan pada misi yang tak jelas. Salah seorang dari mereka-yang menaiki mobil, ketakutan. Seseorang yang bernama Ethan Aldric merupakan seorang pemimpin penyelidikan itu harus memberi informasi pada George soal kematian anaknya.

Akan tetapi, ia memiliki firasat jika dirinya akan dicabik-cabik oleh George. Dengan keberanian yang sedikit dan ketegasannya ia memberikan informasi itu pada George ketika George tak bersama Nana. Perlahan-lahan kaki Ethan melangkah menuju ke ruangan George dengan kaki yang bergemetar. Pintu ruangan kerja George ia ketuk perlahan.

"Masuk," ucap George dari dalam ruangannya.

Pintu ruangan kerja George perlahan-lahan terbuka dan menampakkan Ethan. Ia menundukkan kepalanya dengan wajah pucatnya yang ia sembunyikan. Kakinya melangkah perlahan mendekat ke arah meja kerja George dengan kakinya yang terus bergemetar. Tubuh lemah Ethan terus bergemetar ketakutan.

Mengingat betapa mengerikannya kondisi mayat Nuna, Ethan terus menundukkan kepalanya dan menutup kedua matanya. Mulutnya begitu kelu hingga ia terkejut dengan pergerakan George. Padahal George hanya meletakkan kertas di samping, namun tubuh Ethan menjolak terkejut.

George langsung melirik Ethan dan langsung menutup komputernya. "Ada apa? Kenapa kau diam saja dari tadi?"

Ethan berusaha memberanikan diri untuk berbicara dengan mulutnya yang bergemetar. "Misi perebutan penyimpanan minyak telah gagal." Ia meneguk salivanya dengan susah payah. "Karena itu, semua anggota Vendry telah mati di tangan mereka. Termasuk Nona. Maafkan tim saya yang telah gagal melindunginya, Tuan."

George langsung bangkit dari duduknya dengan kedua tangannya yang memukul meja. Ethan begitu terkejut dengan itu. Ditambah lagi, George tiba-tiba berjalan ke arahnya dengan menatap wajah Ethan begitu lekat. Tubuh Ethan bergemetar dengan suara batinnya yang ramai. Namun, ternyata George hanya melewati Ethan dan membuka pintu.

My Father is a PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang