[20] - Affair 2⚠️

1.9K 141 19
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Adelya berjalan masuk ke dalam salon Maya, karena urusan Sheyna, penyelidikannya mengenai wanita yang terduga selingkuhan Willy terhenti

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Adelya berjalan masuk ke dalam salon Maya, karena urusan Sheyna, penyelidikannya mengenai wanita yang terduga selingkuhan Willy terhenti. Dia berjalan menemui Maya di kantornya, wanita itu segera menyambutnya penuh senyuman.

"Kupikir kau sudah melupakan tentang itu melihat kau mengajak Willy kemarin ...." kata Maya tersenyum meremehkan.

Adelya mendecakkan lidahnya kesal sembari memutar bola matanya, "Jangan tanya itu lagi, aku mengajaknya hanya untuk melampiaskan kekesalanku."

"Tapi kau tetap berhubungan seks dengannya, kan?"

"Kau gila? Mana mungkin! Bagaimana mungkin aku ingin berhubungan dengannya jika dia masih menemui wanita itu? Bisa-bisa aku terjangkit penyakit kelamin, siapa yang mau?" bantah Adelya memeluk dirinya merasa ngeri.

"Jadi, kau akan membiarkannya?" tanya Maya menaikkan sebelah alisnya penasaran.

"Ya, selagi tidak diketahui publik dan mempermalukanku, terserahnya. Aku kehilangan minat padanya, aku ingin pijat untuk menghilangkan stres." kata Adelya langsung diangguki Maya, keduanya keluar dari ruangan Maya.

Adelya tengah berbaring telungkup dengan tubuh bagian atas yang telanjang, seorang karyawan wanita mengoleskan minyak pada punggung putihnya dan mulai melakukan pijatan pada punggungnya.

"Kenapa kau mempertahankan Willy? Padahal kau bisa langsung putus dengannya ...." tanya Maya yang duduk tidak jauh dari tempat Adelya di pijat dengan ponsel di tangannya.

"Maya, aku tidak sebodoh itu. Jika aku memutuskannya sekarang, reputasiku dan Horm akan dipertaruhkan. Juga, akhir-akhir ini suasana hati ayah memburuk karena Perun sialan itu." jawab Adelya dengan mata yang terpejam menikmati setiap pijatan di punggungnya.

"Tapi kau bisa membungkam mulutnya sebelum media mengetahuinya, kan? Ayahmu juga tidak menyukai Willy sejak awal," tambah Maya membuat Adelya membuka matanya.

Dia mengangkat sedikit tubuh bagian atasnya hingga menampakkan dada telanjangnya sambil bertumpu dengan kedua tangan yang melipat. Adelya tersenyum miring, "Entahlah, aku hanya sedang memikirkan untuk memberikannya pelajaran karena berani berselingkuh dariku."

"Aku mengerti, kembali ke posisimu. Menjijikan sekali melihat dada telanjangmu, ugh ...." ujar Maya memalingkan wajahnya dari Adelya yang setengah telanjang itu.

"Aku pikir kau senang melihatnya," ledek Adelya membuat Maya merubah raut wajahnya ngeri dan menatapnya.

"Aku lebih memillih melihat dada pria daripada dada wanita, sialan." Makinya membuat Adelya terkekeh dan kembali berbaring telungkup.

Suasana menjadi tenang setelah perdebatan mereka, Adelya menikmati pijatan di punggung serta tangannya, sedangkan Maya mengamatinya sebentar lalu kembali fokus mengetik pada ponselnya. Tanpa ada yang menyadarinya, perlahan senyum miring terbit di wajahnya.

Who is She? [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt