🎗️ 26 - Bertemu Dengan Tamu

305 308 30
                                    

«••·••»

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

«••·••»

Bayangan pohon dari sinar matahari telah menyembunyikan bayangan kedua pria yang bernama George dan William. Mereka berada di bawah pohon dengan kedua mata menyorot tajam ke berbagai arah. Mencari keberadaan seseorang yang telah hilang. Kekhawatiran George dan William perlahan meningkat ketika dirinya tidak melihat apa yang dirinya ingin dirinya lihat dari awal.

Mimpi tidur telah membuat kepala George terasa berat dan keringat dingin terus-menerus mengucur deras di pelipisnya. Seluruh tubuhnya terasa panas dan tidak dapat George hentikan. Di saat tubuh George menjadi lemah, dirinya tetap mencari-cari apa yang ingin dirinya cari dibantu oleh William. Kepala mereka terus menoleh ke sana-kemari dengan kedua mata yang memicing tajam ke berbagai arah.

George berpikir jika mobil itu meledak dengan sendirinya dan memakan korban yang tubuhnya mengeluarkan organnya. Seperti kejadian yang disengaja, George terus mencari tempat yang mudah untuk melakukan perencanaan kejadian itu. Jika George berpikir kembali, Nana pasti dipenjarakan di sebuah ruangan yang pastinya memiliki sebuah jendela atau secuil lubang oksigen.

George langsung menolehkan kepalanya ke atas, melihat gedung dari bawah hingga atas perlahan-lahan dengan teliti. Kedua matanya membelalak terkejut ketika dirinya melihat sebuah jendela, jendela yang mengarah tepat ke arah mobil. Tangannya langsung menepuk ke pundak William. "Will, apakah kau bisa membawaku ke dalam ruangan melewati jendela itu?" tanyanya. Tangannya menunjuk ke arah jendela.

"Tentu, Tuan." William langsung menggenggam tangan George dan menggunakan kekuatan bayangannya sesuai permintaan George.

Sementara itu, Nana dan Jordie sibuk mengintimidasi satu sama lain. Kedatangan William dan George membuat Nana dan Jordie terkejut. Keempat orang itu langsung mengambil kuda-kuda bertarung. Namun, menyadari kedatangan George dan William, Nana langsung berlari ke arah George dan William dengan terburu-buru.

Kedua tangannya langsung menggenggam kedua tangan George dan William dan menganggukan kepalanya. Merasa Nana panik, William langsung menggunakan kekuatan bayangannya untuk kembali ke bawah pohon. Jordie hanya membiarkan mereka bertiga keluar dari ruangannya. Namun, bukan Jordie jika tidak licik. Dirinya tidak akan membiarkan mangsanya lepas.

Setibanya William, George, dan Nana di bawah pohon, Nana langsung memeluk erat William. Bukannya memeluk Ayahnya, Nana beralih memeluk William yang merupakan bawahan Ayahnya. Sebuah perasaan ketakutan menyerang Nana. Tangan Nana mencengkeram erat pakaian bagian pinggang William. Di saat itu, William dan George hanya memandang satu sama lain dengan wajah yang kebingungan.

"Tidak bisakah Paman William membiarkan Nana memberitahu sesuatu melalui pikiran yang akan terhubung? Tapi, Paman jangan memberitahu Ayah," tanya Nana. Kedua matanya tertutup dan kedua alisnya menyatu. "Nana ingin berbicara dengan Paman tanpa diketahui oleh Ayah. Nana mohon," ucap Nana memohon.

William menatap wajah George dengan wajah yang terlihat bertanya-tanya. "Baiklah," jawab William setelah melihat George menganggukkan kepalanya. Kedua matanya ikut menutup dan kedua alisnya mengkerut.

My Father is a PsychopathWhere stories live. Discover now