Bab 24.. Pekerjaan berbahaya

224 31 0
                                    


Mereka berdua masuk bersama ke dalam kontrakan sesaat setelah Yona membuka pintu. Mereka pun tidak mendapati kakeknya ada di luar kamar.

"Kakek udah tidur?"  tanya Andi pada Yona.

"Nggak tau, mungkin udah. Soalnya tadi waktu gue keluar nyariin lo, Kakek belum tidur," jawabnya sambil berjalan ke arah kursi makan.
Tempat dia menyampirkan baju Azkar.

"Itu baju siapa?" tanya Andi yang melihat kakaknya itu mengambil baju dari kursi.

"Temen," jawab Yona.

"Cowok apa cewek?"

"Tidur sana! Kepo banget!" Yona tidak bisa menjawab jika baju itu milik seorang laki-laki. Karena, adiknya pasti akan kepo dan ribut jika tahu.

Andi memajukan bibirnya, membuat raut wajah meledek. Kemudian, dia berjalan ke salah satu pintu kamar yang terbuka lalu menutupnya sedikit keras.

Yona melotot saat Andi membanting pintu. Lalu, ia teringat. Jika ia harus membersihkan baju yang dipegangnya lalu mengembalikannya.

"Huuufh ... capek, tapi harus gue cuci nih punya cowok gil4!" cemoh Yona tidak ikhlas.

Meskipun begitu, gadis itu tetap mencuci baju Azkar dan menjemurnya  di halaman belakang kontrakan mereka.

Pagi harinya.
Yona keluar dari kamar, memakai baju pas di tubuhnya. Memakai celana jeans warna hitam dengan sepatu Chu*ky sneakers hitam juga.

"Kek, Yona berangkat dulu, ya," pamitnya pada pak Samin dan Andi yang tengah duduk sarapan di meja makan.

"Kamu nggak sarapan dulu?" tanya pak Samin.

"Enggak usah, Kek. Yona bisa sarapan di jalan nanti," ujarnya sambil memakai jaket.

Tiba-tiba, pisav lipat yang ia selipkan di saku jaketnya jatuh ke lantai.

Sontak, Andi menurunkan pandang ke lantai dan melihat pisav itu.

Sebelum kakeknya melihat benda tersebut, Yona langsung menginjaknya dengan sepatunya yang lumayan besar seperti sepatu olahraga. Tetapi, ini jauh lebih bagus dan menarik.

Warna hitam, dengan taburan gliter perak membuatnya terlihat seperti pernak-pernik yang mengkilau jika terkenal cahaya.

"Apa itu, Yona?" tanya pak Samin, melihat ke lantai. Akan tetapi, dia tidak melihat benda tajam yang ada di bawah sepatu Yona.

Andi yang sudah melihatnya, menatap datar ke arah kakaknya dengan mulut terus mengunyah makanan dengan tenang.

"Bukan apa-apa kok, Kek," jawab Yona terpaksa berbohong.

Yona membungkuk cepat dan langsung memasukan benda tersebut ke dalam bajunya lagi, lebih teliti agar tidak kembali jatuh.

"Yona berangkat ya, Kek," pamitnya lagi.

"Iya, hati-hati," jawab pak Samin.

Gadis itu melempar pandang ke arah Andi, yang sejak tadi terus menatapnya datar.

"Gue berangkat, lo nanti pulang kerja langsung pulang. Jagain Kakek!" pesannya.

Andi tidak menjawab, dia langsung memalingkan muka. Menatap makanannya di atas piring, melanjutkan makan. Sedang tidak tertarik berbicara dengan kakaknya.

Yona tidak marah dan tidak merasa jika adiknya itu tidak sopan, bagi Yona. Wajar dan pantas Andi tidak suka melihatnya bekerja.

1 tahun lalu ....

"Gue pulang dulu, ya! Besok lagi," ujar Andi yang baru pulang bermain bersama teman-teman kerjanya.

Dia berjalan sendirian di pinggir jalan.
Khusus untuk pejalan kaki.

HKKP (Hamil Karena Kutukan Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang