🌍S2|Bagian 30 : Cooking Time!🌍

454 91 17
                                    

🏡Welcome To Our House🏡
Boboiboy Element!Cousin x Readers!Sister
==
==
==
📝Genre📝
Romance, Drama, Action, Comedy, Slice of Life, School.
==
==
==
©Copyright Credit©
Boboiboy Galaxy ©® Nizam Razak-Monsta
Ejen Ali ©® Usamah Zaid Yasin-WAU Animation
OC ©® FrankTha
[Nama] ©® Yours
==
==
==
🔔Klik tombol keluar jika kamu tak berkenan dengan Fanfic Ini🔔
🔔Kami menerima kritik dan saran, tapi tak menerima segala bentuk ujaran kebencian🔔
🔔 PERINGATAN 🔔
Dalam chapter ini akan ada beberapa adegan yang mungkin mengganggu sebagian besar pembaca. Seperti kekerasan,
fisik, mental maupun seksual. Dan beberapa adegan dewasa lainnya.
❗DIHARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN ANDA❗
==
==
==
🌻Bagian 30🌻
"Cooking Time!"
====================

❗DIHARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN ANDA❗======🌻Bagian 30🌻"Cooking Time!"====================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pasti berat ya." Wawa berujar setelah dirinya selesai mengurus makam sahabatnya seperti peziarah pada umumnya. Amato hanya diam dan menjawabnya dengan tawa kecil yang terdengar lelah.

"Namanya takdir,bu."

Wawa menggeleng kecil, menatap lama batu nisan sahabatnya dengan tatapan tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wawa menggeleng kecil, menatap lama batu nisan sahabatnya dengan tatapan tegas. "Kuncinya ya ikhlas pak." Amato mengusap air mata yang sempat menetes beberapa waktu lalu, menatap wanita yang merupakan tetangga nya itu dengan tatapan heran.

"Saya juga pas dengar kabar dia meninggal, saya gak terima banget. Saya marah ke dia, kenapa dia harus ninggalin keluarganya dan saya. Saya marah sama yang buat kalian kecelakaan waktu itu, tapi saya tau. Tidak ada yang bisa mengubah takdir kematian." Wawa melanjutkan, menghela nafas kecil.

"Saya sebenarnya merasa bersalah banget sama keluarga bapak. Karena pas ngurus jenazah dan yang lain, saya gak ada. Posisi nya saya shock berat waktu itu." Wawa tertawa pilu, mengusap batu nisan sahabatnya. Amato tidak mampu berkata-kata, namun itu kenyataan. Wawa tidak terlihat saat pengurusan jenazah istrinya bahkan sampai dimakamkan. dan Amato memang mendengar dari pak Yah, suami Wawa, bahwa istrinya itu menangis seharian penuh.

Welcome To Our House!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang