3. Bracelet.

2.2K 361 43
                                    

Convenience store.
10.21 P.M

“Apa yang kalian lakukan? ”

Suara milik [Name] menghentikan aksi Hyundoo dan 3 orang lain yang sedang asik mengganggu Park Hyungseok kecil dan seseorang yang mengenakan kacamata. Itu teman sekelasnya Park Jiho.

“Eh [Name], kok malem-malem keluar sih? Mau kemana? Mau ku antar tidak? ”

“Ayo, aku akan mengantarmu pulang, ” ini Hyundoo.

“Tidak usah ikut campur deh! Jangan sok cantik. ” perempuan dengan baju one piece bergaris dan berambut pirang turut berkata-kata.

[Name] menatap mereka datar, matanya melirik kearah Park Hyungseok kecil, “Hei, bagaimana kau bisa meninggalkan toko? Aku sudah menunggu hampir setengah jam tahu. ” ucap [Name] mengabaikan Hyundoo dan yang lain.

Park Hyungseok kecil tersentak kaget, “A-anu itu... ”

“[Name]? kenapa malam-malam ada disini? ” suara berat seseorang membuat [Name] menoleh, ada Vasco yang sedang berjalan kearah nya.

“Aku ingin membeli sesuatu di minimarket, namun tidak ada kasir nya. ” jawab [Name] jujur.

Mata Vasco melirik Park Hyungseok kecil yang menggunakan seragam toko, kemudian melirik kearah Hyundoo dan yang lain.

“Jangan ganggu mereka, pergi. ” ucap Vasco.

Hyundoo gemetar ketakutan, ia mengangguk dengan cepat. Kemudian pergi begitu saja diikuti yang lain.

“Park Jiho kamu bisa pulang sendiri kan? Aku harus ke supermarket dulu. ”

Mendengar [Name] berbicara padanya Park Jiho mengangguk saja, kemudian pamit untuk segera pulang. Sedangkan Vasco, Hyungseok kecil dan [Name] kembali ke minimarket.

•••

Banyak yang terjadi sebenarnya namun jika disingkat setelah [Name] menolong Park Jiho secara ajaib Park Hyungseok mulai mendekati Park Jiho sebagai teman. Mereka makan bersama dikantin mengabaikan tatapan mencemooh dari orang-orang.

Lalu Park Hyungseok entah kenapa tiba-tiba menyapa Vasco dengan sok akrab, Vasco yang mengira kalau Hyungseok sedang menantangnya merasa jengkel hingga keluar lah cengkraman bahu milik Vasco.

Namun secara mudah Hyungseok bisa melepas cengkraman itu, dari tempat duduknya [Name] tidak bisa untuk tidak terkejut.

“Dia itu pura-pura tidak kuat ya? ” ini Hyungdoo

Han River.
15.38 P.M

Selepas pulang sekolah [Name] memutuskan untuk pergi ke Sungai Han, ia duduk di kursi panjang yang disediakan disana. Dengan seporsi Takoyaki hangat ditangannya.

[Name] hendak menyuap namun tatapan mata yang terus-menerus menatap kearahnya membuatnya risih, dari lirikan matanya seorang laki-laki bersurai coklat duduk di kursi panjang lain menatap berbinar kearah [Name] dengan 1 karung besar dibelakang kursi.

“Gembel? ” gumam [Name].

Merasa kasihan [Name] pun berdiri dan menghampiri pria itu, lalu menyodorkan semua Takoyaki nya. “Untukmu. ”

Tanpa basa-basi pria itu mengambil Takoyaki [Name], [Name] menghela nafasnya. “Makanlah dengan perlahan, tunggu disini aku akan segera kembali. ” ucap [Name] yang hanya dibalas anggukan saja.

6 menit setelahnya [Name] kembali ketempat pria bersurai coklat itu dengan 1 cup ramyeon dengan asap mengepul serta 1 kantong kresek.

Melihat Takoyaki nya telah habis dimakan namun pria itu masih duduk dikursi tersebut membuat [Name] tersenyum dalam hati, ‘Nurut banget kayak anak anjing. ’ [Name] menyodorkan cup ramyeon miliknya.

P E R S O N A • Lookism Where stories live. Discover now