Chapter 12

1.3K 59 0
                                    


"Benarkah Phi akan mengantarku lagi ke sekolah?" Baiboon bertanya lagi untuk memastikan, dan Khom mengangguk.

"Tentu, kenapa kau tidak percaya padaku? Sekarang, tidurlah, besok kita harus pergi ke sekolah. Aku mandi dulu, badanku lengket," Jawab Khom dengan nada normal, sebelum membawa Baiboon ke kamarnya.

"Sebaiknya kau cuci muka dulu, setelah itu tidur." kata Khom saat melihat wajahnya basah karena ada bekas air mata.

"Krap..." Baiboon menjawab dengan baik dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Khom menatap punggung ramping itu dengan sedikit menghela napas.

'Kenapa aku melakukan ini?'

Khom mengeluh pada dirinya sendiri sebelum berjalan untuk mengambil handuk dan bersiap-siap untuk mandi. Ketika Baiboon kembali ke kamarnya, Khom menyiapkan handuk kecil untuk mengeringkan wajah pemudanya.

"Cepatlah tidur, atau besok kau akan terlambat," kata Khom, sebelum dia pergi ke kamar mandi.

Sebelum mandi, Khom menggunakan air es untuk meredakan rasa kesemutan di tubuhnya yang tertinggal saat mendekati Baiboon. Setelah mengeringkan tubuhnya, dia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan membiarkan dada telanjangnya, memiliki beberapa tetes air di atasnya. Baiboon yang sedang berada di ranjang, mau tak mau diam-diam mengagumi sosok Khom di dalam hatinya.

"Oh, kenapa masih belum tidur?" Khom menoleh untuk melihat Baiboon yang menatapnya sejenak sebelum berbicara.

"Kepalaku sakit, hidungku tersumbat dan tidak bisa bernafas," jawab pemuda itu karena dia benar-benar merasakan gejalanya.

"Itu karena kau menangis. Bangunlah dulu dan bersandar di kepala ranjang. Aku akan mengambil obat." kata Khom sebelum meninggalkan ruangan.

Tidak lama berselang, Khom kembali dengan segelas air dan obat di tangannya, lalu duduk di tepi tempat tidur. Pria muda itu merasakan panas yang menyesakkan ketika dia melihat dada Khom yang kuat dan otot perutnya yang beriak membentuk sosok yang ramping, karena Khom belum sempat berpakaian.

'Ya Tuhan...' Teriak Baiboon di dalam hati tanpa mengalihkan pandangannya.

"Baiboon...!!!" Khom memanggil pemuda itu, membuat Baiboon terlonjak kaget.

"Krap?" Baiboon menajwab dengan ekspresi terkejut.

"Ada apa? Kenapa kau tidak minum obatmu?" Khom bertanya setelah menyerahkan pil kepada Baiboon, tapi pemuda itu hanya diam memandangnya.

"Um...terima kasih." Baiboon segera meminum obat dan airnya.

"Ini, oleskan Vicks ke leher dan dadamu agar bisa bernapas lebih mudah," kata Khom, menyerahkan Vicks-Vaporub kepada Baiboon.

"P'Khom, Cepat pakai baju atau Phi akan sakit." kata Baiboon dengan pelan karena dia merasa jantungnya masih berdebar aneh saat menyadari seberapa dekat Khom dengannya.

"Baiklah, kalau sudah selesai, kau bisa tidur," Ujar Khom, sebelum bangun dan memakai pakaian,

Baiboon mungkin tidak tahu bahwa Khom juga merasakan getaran yang sama sepertinya. Setelah berpakaian, Khom mematikan lampu kamar, dan hanya menyisakan lampu di kepala tempat tidur, sementara Baiboon masih bersandar di kepala tempat tidur.

Drrrtttt.....

Sebuah suara terdengar di meja samping tempat tidur, disertai dengan cahaya yang memancar, menyebabkan Khom dan Baiboon menoleh. Khom sedikit kesal melihat seseorang mengirim pesan LINE kepada Baiboon.

Suasana hatinya yang sudah mulai lebih baik dari sebelumnya, mulai sedikit terusik, Baiboon mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa Phai mengiriminya pesan. Khom berbaring di tempat tidur dalam diam, tapi dari sudut matanya, dia menatap Baiboon dengan lekat.

KHOM BAIBOON STORY [END]Where stories live. Discover now