BAB 4 - HI GOODBYE

6K 711 83
                                    

HAPPY READING

Jangan lupa vote dan komen ya!

*** 

Tidak ada yang menarik bagi Al selain melihat langit yang sedang gelap dengan kilatan petir dan gemuruh. Pohon-pohon tinggi bergoyang karena angin kencang. Meski angin masuk melalui jendela rumah sakit yang terbuka sama sekali tidak membuat Al bergerak menjauh sedikitpun. Ia justu memejamkan matanya secara perlahan, menikmati angin yang menyapu permukaan kulitnya.

"Meski kita berada di tempat yang berbeda, aku yakin kamu pasti bisa lihat aku di sini."

"Saff, andai waktu bisa diputar aku mau kembali ke waktu dimana aku mulai mencintai kamu."

"Kadang aku selalu berharap saat aku terbangun dari tidurku, kamu ada di depan mataku. Dan kematian kamu hanyalah mimpi buruk bagiku. Namun, nyatanya kamu memang sudah tiada."

Tidak lama itu Al kembali membuka matanya perlahan. Saat ia membuka dan menatap ke depan. Al membulatkan matanya saat melihat bayangan putih yang mirip sekali dengan Saffiyah di langit. Wajah Saffiyah tampak tersenyum ke arahnya.

Al ingin mendekat dengan berdiri, namun karena kakinya masih sakit ia justru terjatuh dari kursi roda. Pandangannya langsung terangkat dengan cepat untuk melihat bayangan itu. Sayangnya, bayangan orang yang dicintainya sudah hilang bersamaan dengan suara pintu ruang rawat yang terbuka.

"Al," ucap seorang cowok yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Al. Berlari mendekati Al bersama kedua temannya yang lain.

"Lo kenapa bisa jatuh?" Lio, Ali dan Odi spontan membantu Al untuk duduk kembali ke kursi roda.

"Lo mau cepet sembuh apa nggak sih?" Odi mulai marah melihat temannya yang seringkali melukai diri sendiri.

Al tetap diam, sampai teman-temannya beralih meletakkan beberapa bungkusan makanan dan buah-buahan untuk Al di atas nakas.

"Masih suka kangen Saffiyah, ya?" tanya Lio setelah mengambil duduk di sofa.

Al menatap Lio lalu mengangguk pelan.

"Saffiyah udah bahagia, Al. Jadi, lo juga harus bahagia dan sehat di sini," timpal Ali yang duduk di brankar.

Sementara Odi sibuk membuka plastik buah untuk dikupas. "Biar sehat lo harus banyak makan buah katanya," seru Odi. Kemudian memotong buah Apel dan pir.

"Al, tadi gue liat Tania di luar sama bokap lo dan keknya dia habis nangis. Habis lo apain?" tanya Lio. Saat datang tadi mereka tidak sengaja melihat Tania yang menangis tengah berbincang dengan Arsen.

"Gue usir dia dari sini," jawab Al yang jelas membuat teman-temannya terkejut.

"Jangan galak-galak gitulah, dia cewek, Al," komentar Odi yang diangguki oleh Ali.

"Gue nggak galak. Gue cuman peringatin ke dia untuk nggak cari perhatian gue. Gue nggak suka sama dia," ujar Al memandang bergantian kepada teman-temannya.

"Oke-oke. Kita tahu apa yang lo rasain. Nih makan biar sehat dan bisa main bareng kita lagi," kata Odi sambil memberikan sepiring potongan buah dan garfu kepada Al.

"Thanks." Al menerima sepiring potongan buah lalu memakannya satu persatu. "Mike nggak ikut ke sini?" tanya Al, merasa kalau Mike tidak ikut menjenguknya hari ini.

"Mike katanya sibuk sama pembukaan cabang restoran bokapnya di Bandung. Jadi, katanya kalau udah pulang dari Bandung baru jenguk lo," jawab Ali memberitahu.

Al mengangguk kembali memakan buah.

"Oh, ya, gue denger dari nyokap lo, kalau lo udah mulai membaik, ya, kakinya?" tanya Lio.

Hi, GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang