Happy reading
Nara menatap pemandangan didepannya dengan damai,udara sejuk di sore hari membuat nya lebih rileks.
"Huft,gak kerasa udah mau dua minggu aja disini."gumam Nara memejamkan matanya.
Grep
Gadis cantik itu refleks membuka matanya saat merasa ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya.Nara menoleh kebelakang,ia menahan napas saat menyadari bahwa jarak antara dirinya dan Rion benar-benar dekat.
"Kenapa gak masuk,hm?Disini dingin,sayang."ucap Rion.
Nara merinding saat merasakan hembusan napas Rion yang menggelitik di area lehernya."Gak dingin kok."ucap Nara menatap lurus ke depan.
Rion menyusupkan tangannya kedalam kaos yang dikenakan oleh Nara,membuat sang empu terkejut dan langsung mendorong tubuh Rion menjauh.
"Kurang ajar!"umpat Nara.
Rion tersenyum tipis."Tadi aku cuma ngecek suhu badan kamu aja,ternyata hangat."ucapnya sembari menatap tangannya.
"Cih,modus mulu Lo!Dasar mesum!"ketus Nara setelah itu ia melangkah masuk kedalam kamar,meninggalkan Rion yang menatapnya dengan heran.
"Padahal cuma elus perut aja,kenapa dibilang mesum,sih?"gumam Rion namun tak urung ia tersenyum tipis dengan wajah yang bersemu.
Rion melangkah masuk,tak lupa menutup pintu balkon rapat-rapat.Ekor matanya melirik Nara yang tengah sibuk bermain ponsel di atas ranjang.
Pria berwajah tampan itu melangkah mendekat,lalu menatap dengan kepo pada ponsel yang digenggam oleh Nara.
Nara yang menyadari itu pun berdecak kesal."Ngapain sih!? Jauh-jauh sana!"usir Nara merubah posisinya menjadi tiduran.
Rion mencebikkan bibirnya kesal."Siapa kamu suruh-suruh aku keluar?"
Nara menggigit bibir bawahnya,dia merasa malu."Y-yaudah,kalo gitu cepet bukain pintunya.Biar gue yang keluar."
"Gimana mau buka?Kuncinya aja udah ku buang."Rion mengendikkan bahunya acuh,ia memilih untuk berbaring disebelah Nara.
Nara merubah posisinya menjadi duduk."Apa Lo bilang!?Lo buang kuncinya!?"pekik Nara.
"Iya,memangnya kenapa?"tanya Rion seraya memejamkan matanya.
"Dasar sinting!Terus gimana kita keluar dari sini hah!?"umpat Nara.
"Kenapa se cemas ini,sih?Kita kan hanya terkunci.Lagipula ada aku disini,kamu gak perlu khawatir."ujar Rion.
"Masalahnya gue gak mau terus sekamar sama Lo,bangsat!"batin Nara.
"Akh!Terserah Lo aja deh!Kalo sampe nanti gue kelaparan,gue makan Lo hidup-hidup."ancam Nara lalu beralih duduk di sofa yang berada tak jauh dari posisi Rion.
Rion terkekeh geli,menggemaskan sekali gadisnya ini.Memangnya Nara pikir Rion itu sekejam apa, sampai-sampai berpikir kalau ia akan membiarkan Nara kelaparan?
Ah,Rion tidak akan membiarkan itu terjadi.
Lagipula jika Nara sedang lapar,Rion bisa menyuruh Zico untuk mengirim makanan lewat terowongan rahasia yang langsung nyambung ke kamarnya.Ya,hanya Rion dan orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya.
Ngomong-ngomong soal kosakata,Rion membiarkan Nara untuk memakai kosakata seperti biasanya.Karena setelah dipikir-pikir,Nara menjadi lebih menggemaskan dan lebih ekspresif saat menggunakan bahasa gaul itu.Yah,meskipun tak jarang Rion menahan emosi sebab kata-kata Nara yang kelewat kasar itu."Gue mau sekolah."celetuk Nara tiba-tiba.
Rion membuka matanya,netranya menatap ke arah langit-langit kamarnya dengan tajam."Kalo aku bilang gak boleh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vira [END]
Science FictionHi guys. Ini cerita kedua saya^^ (Buat kalian yang gasuka Red flag,kalian bisa langsung tinggalin lapak ini ya☺️Kalo kalian gasuka,gaperlu komen-komen,KALIAN LANGSUNG AJA TINGGALIN LAPAK INI.Terimakasih.) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Savira aquilla.seor...