TE | Chapter 27

127 9 0
                                    

"Tunggu, ada yang mau gue tanyain,"

Erlangga kembali mendudukkan dirinya di sofa dengan tenang. Perilaku Erlangga membuat Viola, Clay, Arick, dan Keny sama-sama mengerutkan dahi bingung. Viola terus menatap Erlangga, berusaha mencari tau hal apa yang akan Erlangga tanyakan. Viola merasa, tidak ada lagi yang harus ditanyakan, lantas, pertanyaan apa kira-kira yang akan Erlangga tanyakan?

"Apa lagi, Kak? Gapercaya kalau emang bukan Keny yang bunuh Kak Neisha?" Arick menatap Erlangga dengan air muka datar. Di sebelahnya, Keny menatap Erlangga menunggu pertanyaan yang akan Erlangga tanyakan. Gadis itu juga tengah menerka-nerka, pertanyaan apa yang mau ditanyakan oleh Erlangga padanya?

"Nggak, bukan itu. Gue percaya, kok. Cuman, ada satu hal yang bikin gue bingung, dan perlu gue tanyain," Erlangga menatap Arick dan Keny bergantian. Keny menipiskan bibirnya berganti menatap Arick. Kenapa Keny terlihat risau?

"Tentang apa?" Clay bertanya.

Akhirnya cowok itu mengeluarkan suara setelah menghabiskan satu bungkus kripiknya. Cowok berprawakan tinggi itu menjilati setiap ujung jarinya yang terdapat sedikit bumbu dari keripik yang tadi ia makan.

"Alasan Keny gasuka banget sama Neisha tuh apa, ya? Kalo karna Neisha yang selalu jadi juara, di atas Neisha, 'kan, masih ada Viola, yang selalu bisa jadi nomor satu."

Erlangga melontarkan kebingungannya. Ia bingung, kenapa Keny tidak menyukai Neisha? Kalau alasan Keny tidak menyukai Neisha karna Neisha yang selalu mendapat juara, Viola kan berada di atas Neisha, kenapa Keny tidak membenci Viola saja? Kenapa Neisha? Apakah ada alasan dibalik kebenciannya itu?

Arick menatap lekat Keny yang berada di sebelahnya. Cewek itu terlihat terdiam, detik selanjutnya, Keny berdiri dari tempat duduknya mengundang perhatian Erlangga dan Viola.

"G-gue mau ke dapur dulu."

Cewek itu pergi dengan membawa piring bekas makanan Arick. Erlangga menatap kepergian gadis itu dengan kerutan bingung yang tercipta didahinya. Apakah ia salah bicara?

"Rumah Neisha sama Keny tuh, tetanggaan," celetukan dari Arick membuat Erlangga mengalihkan tatapannya kembali menatap pada Cowok yang duduk dengan menyandarkan bahunya disandaran kasur.

"Tetanggaan? Sejak kapan? Kok gue gak tahu?" kaget Viola sedikit memiringkan kepalanya.

"Udab dari dulu," balas Arick.

Viola terpaku. Gadis itu meletakkan satu tangannya didagu. Selama Viola dan Disa mengunjungi rumah Neisha, Viola tidak tahu kalau Neisha dan Keny merupakan sepasang tetangga. Lantas, sebelah manakah letak keberadaan rumah Keny?

"Rumahnya Keny ada di sebelah mana?" Viola kembali bertanya.

"Satu rumah di sebelah rumahnya Kak Neisha," tutur Arick.

"Owh ... Pantes gue gak tahu, tapi kok Neisha gapernah ngasih tau gue, ya, kalau dia tetanggaan sama Keny?" bingung Viola, lagi.

"Mungkin Neisha sendiri gak tahu, kalau Keny tetangganya," sahut Clay menjawab kebingungan Viola.

"Hah, masa sih,"

"Kemungkinan besarnya iya, karna Keny jarang keluar dari rumahnya," timpal Arick. Viola manggut-manggut paham.

"Oke, hubungannya Keny dan Neisha yang tetanggaan sama Keny yang gasuka banget sama Neisha, tuh, apa, ya?" Erlangga kembali melontarkan pertanyaan dan kebingungannya, lagi.

Arick menghembuskan napasnya. "Orangtuanya Keny, suka banding-bandingin Keny sama Kak Neisha," tutur Arick. Erlangga mengangguk-anggukan kepalanya dengan mulut yang sedikit terbuka.

Transmigrasi ErlanggaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon