eight.

290 48 12
                                    


hi uollssss~ been a while ya! ehehe. maafin banget udah lama nggak update 🙏🏽 anyway, kali ini pas baca jangan dimatiin datanya yah, biar gambarnya ke load. banyak soalnya hihi. enjoy!

"Gi, nanti kalo udah selesai kerjaan yang ini, pas habis di-submit ke gdrive, jangan lupa di-update juga ya di sheet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gi, nanti kalo udah selesai kerjaan yang ini, pas habis di-submit ke gdrive, jangan lupa di-update juga ya di sheet. Sama nanti, habis makan siang akan ada task baru lagi yang mau dimasukin ke Click Up sama Marisa, jadi kamu priority-nya yang itu dulu aja. Sisaan yang lain dikerjain belakangan aja nggak apa-apa," jelas Dinda, supervisor Gillian di bagiannya.

"Okay, Mbak Dinda, will do," jawab Gigi mantap.

Jujur saja, awalnya gadis ini tidak mengira kalau ia akan menikmati waktu magangnya di Janitra. Gillian pikir, belajar bekerja bukan sesuatu yang membuka mata. Tapi nyatanya, setelah hampir dua bulan berbaur di sini, ia belajar banyak, bahkan untuk seseorang yang datang dari keluarga dengan latar belakang mentereng sepertinya.

Gillian lantas langsung menggerakkan jemarinya semangat di atas bidang ketik silver di hadapannya, menuntaskan tanggung jawab yang tadi diberikan pimpinan. Matanya fokus menatap layar, namun seketika buyar ketika mendengar satu nama mampir di telinga

"Din! Lihat Christo, nggak?" Tiba-tiba ada senior lain di bagian itu yang menghampiri Dinda, yang meja kerjanya tepat di sebelah Gillian.

"Tadi gue ketemu di depan lift sih, kayaknya lagi ke bawah sama Marisa."

"Yah, ya udah, deh. Gue mau minta sign dia buat project kemaren padahal ... Eh tapi si Christo sekarang kayaknya lagi nempel banget ya sama Marisa? Gue juga kemaren liat mereka makan siang bareng."

"Deuh, Mbak. Jangankan lunch, pulang aja bareng mereka. Gue liat di instastory-nya Marisa juga weekend kemarin kayaknya mereka jalan berdua, deh."

"Pacaran kali, ya, mereka?"

Tidak ada lagi fokus yang tersisa, kini Gillian sudah sepenuhnya mendengarkan percakapan meja sebelah secara diam-diam. Gadis itu memasang headset-nya sebagai dalih untuk menutupi, meski tidak ada musik apapun yang menyala.

"Ya ... who knows ... kayak nggak tau Christo aja. Dia, kan, anaknya emang nempel ke semua orang."

"Iya, Din. Tapi beda gitu, lho, kalau lagi sama Marisa, tuh. Terus Marisanya juga kayak nempel banget sama si Christo. Gerak-geriknya itu, lho."

"Jujur kalo Marisanya aku juga liat sih, Mbak. Soalnya kan dia jelas, nih, nggak begitu ke semua orang."

"Ya kannn ...? Ah, udah deh, gue balik meja dulu ya, Din. Malah gosip mulu gue kalo kelamaan di sini!"

Gillian melirik segelas teh di ujung mejanya yang sudah dingin. Teh ini ia beli sendiri tadi pagi, tapi kini seonggok gelas itu seringkali mengingatkannya pada Christopher.

THE INTERNS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang