CHAPTER 3 {BAGIAN 1}

259 65 2
                                    

ga ada yang baca ternyata, tapi gak papa deh. Buat senang-senang saja.

....



Haruto berkali-kali menghela napas nya. Merasa bahwa yang akan dia lakukan hari ini adalah hal yang sangatlah berbahaya.

"Mau sampai kapan kau berdiam diri di situ, Watanabe?! bagaimana jika orang itu datang lagi dan parahnya lagi dia membawa bosnya?!"teriak Junkyu yang agak pelan. Merasa kesal karena pemuda yang baru di temui nya ini tak kunjung untuk melompat.

Sedangkan Haruto yang mendengar teriakkan itu hanya mendengus dan menatap datar Junkyu, tapi sayangnya Junkyu tidak bisa melihat tatapan itu.

Dengan kata lain mereka sama-sama belum tahu wajah masing-masing.

"Kau selalu saja cerewet dan berbicara seenaknya. Apakah kau tidak berpikir jika melompat dari sini ke bawah bisa membahayakan nyawaku!? Dan lagipula jika kau ingin ini cepat selesai kenapa bukan kau saja yang melompat?"

Junkyu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa bingung harus menjawab apa, dia telah kalah. Seharusnya di keadaan yang seperti ini dirinya membantu Haruto bukan hanya berbicara dan berteriak-teriak saja.

"Hehe maaf. Aku kan hanya menyuruhmu untuk cepat saja, apa itu salah?"

Haruto mengernyitkan dahinya mendengar nada suara Junkyu yang terdengar agak ketus. Seharusnya yang disalahkan di sini Junkyu! Menyuruhnya untuk lompat ke bawah, apa menurutnya segampang itu? Kalau dia patah tulang bagaimana? dan parahnya lagi kalau dia meninggal di tempat bagaimana?

Oh tidak!

Haruto tidak bisa membayangkan nya.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa mu lagi untuk turun ke bawah, tapi ada baiknya kita berdua saja yang lompat. Bayangkan kesempatan kita untuk kabur dari tempat ini sudah di depan mata, dan kau mau menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja? kalau aku sih tidak,"ujar Junkyu panjang lebar. Mencoba untuk memberi pengertian kepada Haruto.

"Lompat bersama? Oke baiklah itu tidak buruk, setidaknya jika aku meninggal aku ada teman. Jadi, kita akan menjadi hantu gentayangan bersama-sama. Bukankah itu ide yang bagus?"

Junkyu sontak menjatuhkan rahangnya dengan mulut yang terbuka kecil. Merasa sangat bangga dengan apa yang di ucapkan oleh Haruto, saking bangganya dia Junkyu hampir saja menangis jika saja tidak tau keadaan.

"Wahh aku sangat-sangat bangga atas ide mu, Watanabe! Aku sangat ingin menampar mu Sekarang ini atas nama kematian kita."Junkyu menepuk-nepuk punggung haruto dengan sangat kencang.

"Berhenti bermain-main, kim. Aku tidak sedang bercanda, dengar ini baik-baik. Kita mungkin sekarang tidak mempunyai banyak waktu, karena mungkin pria itu dan bos nya akan segera kesini. Ayo segera lompat dari sini,"ujar Haruto.

Junkyu menghela napas berat, tadi siapa yang bercanda coba?

Mau tidak mau Junkyu hanya menganggukkan kepalanya walau nyatanya Haruto tidak dapat melihatnya.

"Apa kita harus berpegangan tangan?"tanya Junkyu.

"Hah? apa perlu?"tanya Haruto yang merasa bingung dengan pertanyaan Junkyu.

"Kan katamu tadi kita akan melompat bersama. Jadi, apakah kita harus berpegangan tangan?"

"Tidak. Tentu saja tidak, mana mau aku berpegangan tangan dengan mu. Kau hanya perlu melompat setelah Aku."

"Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu pada ku?"

"Apa itu urusan ku, kim?"

"Tapi katamu tadi kau akan melindungi ku walaupun kenyataannya aku hanya orang asing untukmu,"lirih Junkyu sambil memegang ujung kemeja hitam milik Haruto.

OUR DESTINY || HARUKYU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang