BAB 9 : Incident

53K 4.7K 1.1K
                                    

❝Aku tidak terbuang, tetapi dijadikan peran pengganti untuk mengisi kekosongan yang hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak terbuang, tetapi dijadikan peran pengganti untuk mengisi kekosongan yang hilang.❞ —Zayyan Arlen Valerian

***

Barra Adhitama : Kakak ipar, gue udah direstuin?

Jika ada kontak yang selalu ramai memenuhi notifikasi pesan Zayyan Arlen Valerian, maka jawabannya adalah Barra. Notif lelaki itu tidak pernah absen muncul ke ponselnya, bahkan lebih banyak dari Alea. Pagi, siang dan sore. Persis seperti namanya, Barra emang bar-bar.

Zayyan Arlen Valerian : Sekedar saran. Jangan terlalu ngebet, Bar. Misal entar Kanara nikah sama anak konglomerat, lo depresi terus terjun bebas

Barra Adhitama : NGGAK GENTAR, GUE NGGAK GENTAR! Pokoknya kalau Kanara nikah sama orang lain, gue ikutan tidur di tengah-tengah. Kanara honeymoon sama suaminya, gue ngikut di bagasi mobil. Kanara punya anak, ya itu anak kita bertiga 😭

"Sangklek," cemooh Zayyan, menutupi rasa syok atas kenekatan siluman permen susu ini.

Lelaki itu kembali mematikan ponsel. Tubuhnya terbaring di atas ranjang empuk, membiarkan matanya menerawang langit-langit kamar yang jarang sekali dimasuki oleh siapapun—kecuali Rayyan. Hari ini, entah mengapa Zayyan ingin saja masuk ke sini. Semuanya sangat terawat baik, wangi dan rapi. Pantas saja Rayyan betah.

Cukup lama bergeming dengan sunyi, Zayyan memilih bangkit lagi. Lelaki itu memperhatikan banyak buku tulis lama yang bejejer rapi di dalam lemari, lengkap dengan sticky notes yang ditempeli oleh stiker Spider-Man dan Naruto. Zayyan terkekeh sekali. Awet juga ternyata, padahal ia tahu ini sudah lama sekali.

"Ayah apik banget nyimpen barang-barang punya lo," gumam lelaki itu pelan.

Tangan Zayyan bergerak membuka laci lemari. Asalnya tidak ada apapun yang menarik selain buku catatan anak SD, sampai satu dokumen di sana berhasil menarik perhatiannya. Zayyan mengambilnya, membawa dokumen itu ke atas meja sembari mengamatinya lamat-lamat.

Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Nama Pasien : Keylana Valerian
Nama Wali : Rayyan Arka Valerian

Ah, ternyata ini. Sisa-sisa saksi di masa itu. Kendati Zayyan belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi, akan tetapi ia ingat kondisi Ibunya waktu lalu. Keylana yang sangat berantakan, dan hanya tangan mungil Zayyan yang digenggam erat oleh wanita itu setiap hari. Mulutnya enggan bersuara untuk siapapun, bahkan pada Rayyan—ayahnya. Keyla hanya mau mengobrol pada Zayyan kecil saja saat itu.

Helaan napas Zayyan terurai halus. Itu sudah lama. Sekarang sudah agak lebih baik—

"Rayyan! Aku lagi ngomong sama kamu!"

—atau bisa jadi tidak. Daun telinga lelaki itu bergerak ketika suara lain menyeruak dari luar. Zayyan keluar kamar, memperhatikan Keyla yang tampak misuh-misuh di lantai bawah.

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang