twenty two

1.2K 88 10
                                    

Gulf masuk kedalam rumah begitu cepat. Mew tidak sempat mengejar Gulf karna harus menggendong Natasha yang tertidur.

Mew langsung masuk kerumah begitu saja, ibu mertuanya sudah menunggunya dengan perasaan cemas. Apalagi melihat Gulf yang langsung berlari menuju kamar.

"Tolong jaga Nata Bu, aku akan menenangkan Gulf" Mew menyerah kan Nata ke gendongan ibu mertuanya.

"Apa Gulf sudah melihat beritanya?" Ibunya bertanya pelan takut membangunkan Natasha dan Mew menjawab dengan menganggukan kepalanya.

"Cepatlah temui dia" sang ibu menepuk pundak Mew untuk menyemangati. Mew langsung bergegas pergi dari sana.

Mew membuka pintu dengan perlahan dia tidak ingin menganggu calon istrinya yang sangat di yakini ya sedang menangis.

Mew perlahan menuju tempat tidur dimana Gulf sedang menangis.

"Sayang?" Mew mengusap punggung istrinya yang sedang tengkurap itu.

"Jika kau menyalahkan dirimu sendiri karena ini, bukan nya aku lah yang lebih pantas karna aku lah yang membuatmu melakukan itu dulu" Mew berkata pelan.

Bukan salah Gulf jika Gulf dulu tidak mengakui Alex dan nata sebagai anaknya, bukan salah Gulf tapi Mew lah yang memaksa dahulu. Seandainya Gulf mengakui jika dia hamil maka Alex dan Natasha tidak akan berada di sini sekarang. Mew yang dulu tidak akan membiar kan bayi mereka lahir begitu saja.

Gulf duduk perlahan dan berbalik menghadap calon suaminya.

"Aku takut jejak digital ini akan selalu ada dan nantinya akan dilihat Alexander dan Natasha ketika mereka sudah tumbuh dewasa" Gulf berkata pelan. Mereka sudah berdamai dengan masalalu. Gulf hanya tidak ingin menyakiti Alex dan Natasha lebih dari sekarang.

"Tidak akan pernah sayang, aku pastikan itu, aku akan mengganti surat kelahiran Alex dan Natasha tapi untuk itu kita butuh surat pernikahan kita terlebih dahulu dan setelah itu kita akan jadi keluarga seutuhnya" Mew memeluk calon istrinya itu. Semua memang sudah di urus oleh Mew tapi untuk validasi mereka membutuh kan surat pernikahan mereka yang akan keluar tepat di hari pernikahan mereka.

"Sekarang jangan bersedih lagi ya, nanti Alex dan nata juga ikut sedih, dan itu artinya aku gagal membuat kalian bahagia" Mew mencium kening Gulf dan Gulf memukul pelan bahu Mew mendengar ucapan Mew itu. Dia tidak suka ucapan Mew barusan.

"Aku akan membereskan masalah ini, jadi sebaiknya kamu hanya fokus dengan anak-anak dan pernikahan kita yang tinggal beberapa hari lagi" Mew menghapus jejak air mata di pipi istrinya dan Gulf mengangguk sebagai jawaban.

"Senyumnya mana sayang?" Mew menangkap kedua pipi Gulf dengan kedua telapak tangannya. Dan Gulf langsung memperlihatkan senyum indahnya.

"Ayo kita temui ibu, ibu terlihat sangat khawatir tadi" Mew membantu Gulf untuk bangun dari posisi duduknya di kasur.
.
.
.
.

Sore ini Bright dan Mark datang kerumah Mew setelah konferensi pers yang di lakukan Bright. Mew, Mark dan Bright berada di ruang kerja Mew yang ada di rumahnya

"Aku sudah pastikan bukan mantan ayah mertua mu yang melakukan ini phi" Mark berkata pelan.

"Terus siapa yang melakukannya, aku sangat yakin ayah mertua phi Mew tidak ingin phi Mew menikah" Bright bertanya dengan menaikkan suaranya karna dia sangat yakin laki-laki tua tidak tahu diri itu yang melakukannya.

"Justru dia adalah orang yang paling dirugikan jika dunia tau Alexander dan Natasha adalah anak kandung phi Mew" mark berkata pelan.

"Dia tidak ingin membagi warisan cucunya" Mew berkata pelan. Tua Bangka itu masih berkeras kalau Rain adalah anak kandung Mew. Bright sekarang mengerti apa yang terjadi.

"Aku pastikan setelah mengurus ini dia lah orang selanjutnya yang aku bereskan, aku tidak ingin lagi ada duri yang mengganggu keluargaku" Mew melanjutkan.

"Apa ada seseorang yang kau curigain phi Mew?" Mark bertanya pelan.

"Hanya satu orang, kau harus pastikan bisa melacaknya Mark" Mew berkata pelan menatap Mark.

"Maksud phi Mew Sena?" Bright bertanya pelan. Karna memang hanya dua orang yang menjadi kecurigaan mereka.

"Sekian lama mengenal phi Mew dan aku, aku tidak menyangka dia berani melakukan hal ini" Bright tertawa dengan kerasnya. Mungkin Sena lupa betapa kejam kakak nya itu.

.
.
.
.

"Hari ini tidak boleh menonton televisi, ponsel nya akan aku berikan pada Win, Win dan New akan berada di sini seharian ini" Mew berkata sambil tetap memeluk Gulf.

Pagi ini Mew berangkat ke perusahaan lebih terlambat dari biasanya, walaupun rasanya tidak ingin meninggalkan Gulf tapi Mew harus menyelesaikan masalah yang melibatkan calon istrinya agar istrinya bisa tenang dengan pernikahan mereka.

Mew tetap memeluk Gulf di atas tempat tidur mereka walaupun Mew sudah siap dengan setelan jas nya.

Gulf hanya mengangguk mendengar ucapan Mew tapi tidak bergeming dan tetap menyamankan diri di pelukan Mew.

Ketukan pintu membuat pasangan itu akhirnya bergeming dari posisi nyaman mereka.

"Gulf, Mew, Alex dan Natasha menunggu kalian untuk sarapan, mereka tidak mau sarapan tanpa kalian" sang ibu lah yang mengetuk kamar mereka. Gulf melihat jam yang berada di dinding, dia dengan segera melepaskan pelukan suaminya dan merapikan pakaiannya. Sedangkan Mew tertawa melihat itu.

"Aku langsung di buang begitu saja" Mew menggelengkan kepala, Gulf tersenyum dan kemudian mencium kening Mew. Kemudian menggandeng tangan suaminya agar turun dari tempat tidur dan menuju meja makan bersama.

"Papa, Daddy" dua bocah yang dari tadi asik bermain dengan Win dan New itu langsung berteriak begitu melihat sang papa dan daddy.

"Nah papa dan Daddy sudah datang jadi ayo kita sarapan" Win berkata kepada dua bocah itu dan mereka mengangguk semangat. Win akhirnya bernafas lega karena dari tadi selalu gagal membujuk Alex dan Natasha untuk sarapan padahal jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

Setelah melewatkan sarapan yang sangat terlambat itu akhirnya Mew pamit kepada Gulf.

"Ini ponsel mu phi Gulf" Win menyerah kan ponsel Gulf kembali setelah Mew pergi.

"Phi Mew bisa sangat protektif pada orang yang sangat di cintai nya" New tertawa kecil.

"Phi Gulf sudah baik-baik saja kan?" Win bertanya memastikan.

"Kau tenang saja ya Gulf, berita tentang mu masih memanas dan phi Mew memang sengaja menunggu pernikahan kalian untuk membereskan semuanya" New berkata untuk menenangkan Gulf.

"Bicara tentang pernikahan, aku sudah melihat dekorasi pernikahan kalian, indah sekali" Win berkata semangat. Win memang di minta tolong Samanta sepupunya mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan pernikahan Gulf dan Mew.

"Benarkah, aku ingin melihatnya" New berkata antusias, dia sangat penasaran, sedangkan Gulf tertawa melihatnya, Gulf sudah melihat dekorasi pernikahan nya dari foto-foto yang di kirim Win kemarin.

"Alex, Natasha, sudah sayang?" Gulf meraih Natasha yang berada di gendongan baby sitter. Natasha dan Alex baru saja selesai di mandikan oleh baby sitter mereka masing-masing sedangkan Gulf menyiapkan pakaian mereka.

Win juga dengan segera meraih Alex  yang masih berbalut jubah mandi itu agar bisa memakaikan bajunya.

Alex memakai pakainya dengan cepat, dah langsung pergi menuju ruang tengah tempat biasanya Alex dan Natasha bermain, ruang tengah yang awalnya hanya ruang besar yang kosong sudah menjadi arena bermain bocah kembar itu.

Sedangkan Natasha sekarang cemberut karena para papa, Win dan New sedang berdebat antara memasangkan Nata bando atau kuncir rambut dua.
.
.
.

Mew memasuki ruangan itu dengan tersenyum pelan.

"Aku tidak menyangka kau punya nyali melakukan ini" Mew tertawa melihat wanita yang terikat tali itu.

Sena ketakutan tentu saja, padahal dia sudah memastikan sudah menghilangkan semua bukti tapi tetap saja Mew berhasil mendapatkannya.

"Kau akan merasakan neraka karna telah berani mengusik keluarga ku" Mew tersenyum sinis. Mark yang ada di situ pun bergedik ngeri melihatnya.

.
.
.
.
Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAY WITH ME | MewgulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang