21. Night with Seungwoo (II)

48 3 0
                                    

Astaga! Pertanyaan macam apa lagi itu.

"Eh? Eheheh, siapa coba yang nggak mau Kak, Alin cantik banget kayak gitu." Chacha berusaha sebisa mungkin menjawab pertanyaan Seungwoo sedangkan yang ditanya hanya mengangguk. Seungwoo menahan diri agar tak bertanya tentang kesiapan Chacha menikah, takutnya perempuan itu kembali takut pada Seungwoo. Ingat kata Subin, jangan buat Chacha takut, harus pelan-pelan.

"Eum ... kalo boleh tau Kakak pake parfum apa?" Alihkan topik lagi, pokoknya jangan sampai membahas yang membuat Chacha akan gila.

"Kenapa?"

"Nggak papa, ehehe," ucap Chacha.

"Nih coba." Alih-alih memberi tahu namanya Seungwoo justru langsung memberi parfum tersebut pada Chacha.

"Boleh aku coba?" tanya Chacha dan Seungwoo mengangguk.

"Eh tunggu," ucap Seungwoo, ia kemudian meraih pergelangan tangan perempuan itu kemudian mencium aromanya.

"ASTAGA BAPAK! PELAN-PELAN, ABA-ABA, JANTUNG SAYA CUMA SATU." Chacha hanya mampu berteriak dalam hati saking terkejutnya dengan aksi Seungwoo.

"Kenapa malah kayak yang kebalik ya? Parfum saya manis, sementara yang kamu pake kayak parfum cowok gitu."

"Hehehe, ya memang."

"Eum?"

"Saya memang pake parfum cowok Kak."

"Parfum pacar kamu atau mantan kamu?"

"Heh, Kakak sembarangan, aku nggak pernah pacaran ya." Seungwoo tak dapat menahan senyumnya saat mendengar perkataan Chacha, berarti kalau Seungwoo berhasil ia bisa menjadi yang pertama dan terakhir dong ya.

"Jadi? Punya crush kamu?"

"Nggak juga, nggak ada punya siapa-siapa."

"Trus? Memang suka parfum ini atau gimana?"

"Memang suka Kak, enak aromanya, pelukable gitu."

"Eum?"

"Iya, aromanya buat kita pengen meluk orang yang make parfum ini gitu."

"Jadi boleh dong saya peluk kamu?"

"Eh?" Chacha membulatkan mata mendengar pertanyaan Seungwoo, bersama dosen Chacha ini tak ada bedanya dengan menaiki roller coaster, jantung tak aman.

"Ehehe, Kakak ada-ada aja, aku coba parfumnya ya Kak," ucap Chacha mengalihkan topik lalu menyemprotkan parfum Seungwoo di pergelangan tangannya.

"Gimana?"

"Eum ... enak, wangi, manis, but not my style, aku nggak suka yang manis-manis Kak, eehhehe."

"Iya lah, kamu kan udah manis, ngapain mau yang manis-manis lagi."

"Hahah, Kakak ada-ada aja."

"Mau liat Alin nggak?"

"Boleh?" tanya Chacha penuh antusias.

"Ya ampun, giliran bahas anak kecil aja langsung antusias, gimana gue nggak makin pengen jadiin dia istri coba," batin Seungwoo.

"Boleh banget dong, Daren juga pasti senang banget kalo kamu datang."

"Asik! Ok, Alin suka apa Kak?"

"Saya." Jawaban Seungwoo membuat Chacha cemberut, dosennya ini masih saja bercanda.

"Aku serius loh Kak."

"Kamu mau saya seriusin? Oh boleh banget."

"Ih Kakak mah," ucap Chacha dengan nada merengek, Seungwoo sangat gemas dengan tingkah mahasiswa bimbingannya itu tapi ia tak bisa menunjukkannya sehingga pria itu hanya mengacak pelan rambut Chacha.

Bapak Dosen II Han Seungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang