pulang

6.7K 429 3
                                    

Kini bain sudah siap dengan pakaian santainya, setelah 1 minggu berada di rumah sakit, akhirnya bian bisa keluar juga.

" perfect👍 "

Ucap bian sambil melihat dirinya di pantulan cermin full body.

" abang sudah siap belum? " tanya bunda nya di luar.

" sudah"

Bian pun keluar dengan penampilan yang sederhana dan simpel, bian gak suka yang ribet, kalau ada yang simpel ngapain harus ribet.

Di kehidupan nya dulu dirinya akan tebar pesona ke para gadis gadis. Tapi sekarang mungkin tidak lagi. Supaya keluarga nya gk ada yang curiga, jadi bian tetap stay kalem dan cuek.

Sesampainya di kediaman ramos yang besar dan luas. Bian turun di barengi bunda nya. Mereka berdua berjalan memasuki rumah itu. Di dalam sudah ada yang menunggu ke pulang bian.

" selamat datang abang bian" ucap adik pertama

" selamat kembali anak ayah"

Lalu datang gadis kemarin yang memeluk bian dan menatap nya dengan mata berbinar. Namun bian tak berminat, di ingatan asli bian adik nya itu laki laki bernama cio kenal Al ramos.

" abang udah pulang, udah sembuh, mio kangen abang~"

" minggir. " bian menatap mio dengan datar dan menyuruh nya menjauh.

" bian kamu kepana? Mio kangen sama kamu loh " ucap bunda nya

" sya capek. " lalu bian berlalu pergi meninggalkan mereka dengan segudang pertanyaan di kepala mereka.

Saat berjalan menuju kamar nya bian tak sengaja melihat siluet tubuh pemuda di pojok.

' itukah cio? ' batin bian

Cio yang tadi mengikuti abang sulung nya itu berhenti ketika mata tajam bian menatap ke arah cio. Dan membuat pemuda itu bersembunyi.

" sini. " panggil bian, cio yang di panggil berjalan mendekat dengan kepala tertunduk.

Bian berjongkok menyamakan tinggi nya dengan pemuda di depan nya ini

' kyaaa demi apa adek bian se gemoy ini' batin bian kegirangan

" ummm... Abang... Cio minta maaf... " ucap nya lirih dan masih bisa di dengar oleh bian.

" untuk? "

" maaf... Karena cio...abang Jatuh hikss" dan isakan kecil terdengar, dengan cepat bian langsung memeluk tubuh cio yang memang lebih kecil dari dirinya.

" suuttt sudah cio jangan sedih abang gak papa kok, maaf ya " ucap bian dengan nada lembut sambil pengusap kepala adik nya ( sekrang ini).

" hikss... Maafin cio... Karena cio abang sakit... Maaf "

" cup cup iya abang maafin"

Tak lama isakan itu berubah menjadi dengkuran, di lihatnya cio yang tertidur di pelukan bian. Langsung saja bian menggendong cio dan memasuki kamarnya.

Tubuh cio di turunkan dengan pelan di atas kasur, lalu bian mengusap rambut halus cio dan mentap wajah pemuda itu sambil tersenyum. Tak lupa bian mengecup pipi cio yang sangat lembut itu.

" andai dulu lo ada di dunia gw, bakal gw culik cio hahaha"

Bian berjalan memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

Cio yang tertidur mulai bangun dan melihat bahwa dirinya berada di ruangan asing. Cio melihat sekeliling nya mulai akan berjalan keluar.

Hanya saja sebuah suara berat menghentikan langkah kaki cio.

" mau kemana? " tanya bian yang baru selesai mandi masih dengan handuk di pinggang nya.

' bang bian...hisss bisa bisanya cio ketiduran'

" kamu mau kemna cio" lagi lagi bian bertanya

" ehh... Cio mau keluar bang... "

" buat? "

Cio merasa gugup saat bian menatapnya dengan raut wajah datar.

" umm... Maaf.. Cio mau keluar kamar... Takut akn di marahi bunda.. " ucap cio sambil menunduk

Bian yang tadi niatnya mau jahil, ehh malah jadi gemes sendiri, maklum lah dia kan dulu anak tunggal gk punya saudara.

" disini aja. Dan gk akan ada org yang memarahimu. "

" tapi bang " ucap cio sambil menatap abang nya dengan mata meong yang minta di elus elus.

Bian yang melihat di buat gemes pengen sekalih di makan hidup hidup.

' tahan bian lo bisa tahan jangan kelepasan, anak orang soalnya'

" diam. Tunggu abang, setelah ini kita keluar untuk makan"

Cio hanya memgnggukan kepalanya saja, dan menuruti perinta abangnya.





Selamat pagi 🥱

 𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐀𝐛𝐚𝐧𝐠? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang