Chapter 22

1.3K 73 9
                                    

Happy reading
***

Senja terpaku sembari menatap lelaki paruh baya yang menjulang tinggi di hadapannya. Ia tidak tau apa alasan lelaki ini mendatangi rumahnya. Orang penting seperti dirinya tentu saja tidak memiliki urusan apapun dengan manusia seperti dirinya.
Apa ini ada kaitannya dengan Beasiswa atau justru ini berhubungan dengan Sean?

Lalu Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Haruskah ia mempersilahkan masuk?

"Kamu yang namanya Senja?" Senja menelan Saliva ketika suara berat dengan nada datar tersebut menghampiri telinganya.

"I-iya, Om. Saya Senja." jawab Senja dengan perasaan gugup.

Papa Sean memperhatikan Senja dari kepala hingga ke ujung kaki sebelum dia tersenyum mengejek.

"Jadi kamu kekasih anak saya?" Tanya Alexander membuat Senja membeku. Ia tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Papa Sean. Dari mana lelaki paruh baya ini tau tentang hubungannya dengan Sean? Apa Sean memberitahu Papanya?

Akhirnya Senja hanya bisa diam dengan degup jantung yang tidak menentu. Tatapan tajam dan mengintimidasi dari Papa Sean berhasil membungkam mulutnya.

"Selama ini saya membesarkan anak saya dengan cara yang benar, banyak harapan dan tujuan yang sudah tanamkan. Tapi, saya tidak tau semua itu akhirnya di hancurkan oleh perempuan seperti kamu." kata Alexander dengan raut marah yang membuat Senja menunduk, menghindari tatapan membunuh dari Alexander.

"Maaf, Om. Tapi saya_"

"Berapa, berapa uang yang kamu minta untuk menjauhi Putra saya?" Tanya Alexander memotong kalimat yang ingin disampaikan oleh Senja.

Senja mengangkat kepala, memberanikan diri untuk menatap raut Alexander ketika kalimat terakhirnya terdengar menyakitkan.

Alexander mengedarkan pandangan, menyusuri rumah sederhana milik senja, sebelum dia menatap senja dengan raut merendahkan.

"Hidup di dalam gubuk tua seperti ini memang tidak menyenangkan, saya yakin kamu sering kelaparan disini. Memang menjalin hubungan dengan orang seperti anak saya adalah jalan paling bagus untuk lepas dari semua ini." kata Alexander merendahkan.

Senja menelan Saliva dengan susah lalu ia menghela nafas untuk membuang sesak yang terasa menghimpit dada.

"Jauhi anak saya, apa saya harus menegaskan bagaimana berbedanya kamu dengan dia? Gadis sepertimu tidak seharusnya berada di hidup Sean." kata Alexander dengan tegas membuat Senja terpaksa bungkam tanpa kata. Ia bingung harus membalas dengan kalimat apa ketika semua kalimat orang tua kekasihnya terdengar masuk akal. Memangnya orang tua mana yang rela anaknya berhubungan dengan gadis seperti dirinya.

"Dari awal hidup Sean sudah saya tata dengan sempurna, perempuan seperti  kamu tidak seharusnya menjadi pengacau di hidup Sean. Jadi, tinggalkan Sean sebelum saya yang mengusirmu."

"Saya tidak pernah mengacaukan hidup Sean, Om. Kami hanya_"

"Mendekati anak saya dan menjalin hubungan dengannya adalah awal dari kegancuran Sean. Kamu pikir apa yang akan dikatakan orang di luar sana ketika pewaris Pradipta memiliki kekasih sepertimu?" Kata Alexander dengan nada marah yang membuat Senja kembali bungkam.

"Sekali lagi, tinggalkan dia. Jangan lagi menemuinya, Saya akan bayar berapapun yang kamu minta" kata Alexander lalu dia kembali mengedarkan pandangan keseluruhan penjuru rumah milik Senja.

"Saya bisa memberikan rumah yang lebih layak untuk kamu tinggali, dengan begitu kamu tidak perlu lagi merusak hidup orang lain untuk membiayai hidupmu dan Ayahmu yang gila itu." lanjut Alexander tanpa memikirkan bagaimana perasaan gadis dihadapannya.

Laut dan Senja (TAMAT)Where stories live. Discover now