8.Penelitian

534 44 10
                                    

Happy Reading 💙.

*
*
*

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 2, dan sudah 1 jam lamanya duabelas manusia ini berkumpul, tapi t di antara mereka tidak ada yang mengeluarkan suara. Jika ada perlombaan silent treatment maka mereka akan sangat mudah untuk menang. Sedari tadi tidak ada yang mau memulai pembicaraan, bahkan tugasnya belum mereka bahas sama sekali.

Ya, keenam gadis troublemaker ini memang di satukan dalam satu kelompok dengan keenam siswa baru di kelas mereka. Awalnya Yenara dan Ziva menolaknya tapi keputusan sang guru tidak bisa di ganggu gugat. Alhasil mereka harus menerima ini. Dan di sinilah sekarang mereka berada. Di cafe dekat sekolah yang di jadikan mereka untuk tempat berkelompok. Kebetulan tadi guru ada rapat jadi semua murid di bubarkan lebih awal. Daripada menunda nunda pekerjaan sampai besok besok jadi mereka memutuskan untuk bekerja kelompok sekarang.

"Ini mau ngapain sih sebenernya, kerja kelompok tapi cuma diem nggak ada yang di bahas, gimana mau selesai Cok, emang cuma di liatin itu tugas bisa selesai hah!" batin Pinka yang sedari tadi bingung dengan keadaan di sekitarnya.

"Ekhem" Cia berdehem untuk menghilangkan keheningan di antara mereka yang membuat semua mata tertuju padanya.

"Sampai kapan kita cuma diem?, tugas nggak akan selesai kalau kita cuma diem" lanjut Cia dengan memandang mereka semua.

"Mau mulai darimana ?" Tanya seorang lelaki yang di ketahui memiliki nama Alkana Ryko Andiro. Lelaki yang tidak banyak bicara tapi juga tidak terlalu dingin seperti salah satu sahabatnya.

"Kita mulai dari pembagian tanamannya aja" timpal Keina.

"Kita ada 6 tanaman yang harus di teliti, gimana kalo kita bagi 6 kelompok terus setiap bunga di cari sama 2 orang. Biar cepet selesai tugasnya. Kita cari di tempat tempat yang berbeda. Disini kan ada bunga matahari, jadi siapa yang mau meneliti bunga ini ?" Tanya Cia yang tidak mendapat respon dari mereka semua. Karena tidak ada respon membuat Cia menghela nafasnya kasar, terlebih ketika melihat Yenara dan Ziva yang duduk berdua dengan tatapan kesalnya.

"Kita udah di sini 1 jam loh, tapi nggak ada hasil apa apa. Karena kalian nggak mau jawab, biar gue yang nentuin kelompoknya. Luiva Lo sama Rey, Alka sama gue, Pinka sama Keenan, Keina sama Ravi, Leon sama Ziva dan Yenara sama Edfar" jelas Cia yang mendapat tatapan tidak terima dari Yenara dan Ziva. Sedangkan Pinka justru tersenyum senang karena dia jadi bisa punya kesempatan untuk dekat dengan Keenan. Dan besok bisa di pastikan dia akan lancar untuk menjalankan tantangan yang kemaren mereka mainkan.

Mereka memang sudah saling berkenalan saat guru menentukan kelompok mereka. Jadi jangan heran jika Cia mengetahui semua nama keenam siswa baru itu.

"Nggak bisa gitu dong Cia, gue nggak mau sama cowo itu, gue mau sama Ziva aja" protes Yenara yang di setujui oleh Ziva.

"Semuanya udah deal, nggak ada perubahan lagi, sekarang tinggal kalian milih bunga apa yang mau kalian teliti" balas Cia yang membuat kedua manusia itu mendelik kesal.

"Ini kesempatan bagus Nar buat Lo jalanin tantangan yang kemaren" bisik Pinka yang membuat Yenara semakin kesal.

Tantangan kemaren masih berlaku untuk mereka yang belum melakukan, dan hari ini Luiva sudah melakukannya. Dia berangkat menggunakan angkot untuk pertama kalinya. Awalnya dia sangat kesal karena harus berdesakan dengan banyak orang. Tapi kekesalannya reda karena akhirnya ada seseorang yang mengajaknya keluar dari angkot untuk berangkat bersama. Mungkin orang itu kasihan padanya karena melihat dirinya yang memasang wajah kesal karena berdesakan dengan banyak orang. Dan juga karena waktunya sudah mepet jadi orang itu membantunya agar cepat sampai di sekolah.

Troublemaker girls Where stories live. Discover now