Chapter 7: Bonus Chapter untuk Badai Dari Masa Lalu

92 18 1
                                    

"Uh..." Baeksu mengelus pipinya yang sebenarnya baik-baik saja.

Sialan... pukulan preman waktu itu keras sekali. Rasa sakitnya masih terasa sampai sekarang...

Baeksu berjalan menyusuri koridor tempat les sambil mengecek ponselnya.

"Dasar Beomseok Oh dan Seonghun Yang tolol, menyeretku dalam masalah ini. Untung mereka sudah dipenjara sekarang," gerutunya.

Sewaktu Baeksu sadar dari pingsannya, dia hanya menemukan tiga orang yang sebelumnya berencana untuk menculik Suho kini terkapar di tanah dengan tubuh babak belur. Suho Ahn dan Sieun Yeon sudah tidak ada di sana, begitu pula dengan preman-preman yang merupakan teman mereka.

Mengabaikan erangan kesakitan mereka, Baeksu langsung berlari kabur dari tempat itu. Selanjutnya dia hanya menyimak lewat ponselnya saat video Beomseok dan Seonghun terunggah di internet hingga pengumuman vonis hukuman mereka.

Untung saja tidak ada aku di video itu, kalau tidak bisa-bisa aku juga ikut dipenjara...

Baeksu kembali menggerutu kesal. Padahal niatnya hanya ingin melihat Sieun Yeon dan Suho Ahn dibuat tak berdaya oleh mereka, tapi dia malah melihat Sieun Yeon menggila dan nyaris membunuh Beomseok Oh.

Kemarin dia (dengan berat hati) sempat mencoba menghampiri anak-anak cupu Eunjang yang ada di tempat les, dan mencoba bertanya soal 'Ular Putih Eunjang' pada mereka. Tapi mereka langsung tampak ketakutan. Mereka hanya mengatakan adalah Ular Putih adalah salah satu petarung terhebat di Eunjang.

Mereka lalu memperlihatkan sebuah forum bernama Shuttle Patch dan memperlihatkan rangking Ular Putih yang ternyata sangat tinggi. Yang membuat Baeksu merinding adalah orang yang menduduki peringkat dua adalah pria berambut merah yang memukulnya waktu itu. Peringkatnya bahkan lebih tinggi dari Sieun.

Sieun Yeon sialan... di tempat les saja dia bersikap seperti anak baik-baik. Aslinya dia berandalan kelas kakap! Sekolah rendahan Eunjang rupanya membuat Sieun Yeon yang sudah sinting menjadi semakin sinting!

"Hei, sudah kubilang aku bisa bawa sendiri...."

"Tidak apa-apa, Sieun. Biar aku bawakan tasmu..."

"Lagipula kau ini rajin sekali. Belum lama sejak kau keluar dari rumah sakit tapi kau sudah langsung masuk les saja..."

Percakapan itu sontak membuat Baeksu bersembunyi di balik dinding. Dia sedikit mengintip ke sumber suara, di mana Sieun berjalan bersama dua temannya. Salah satu tangannya digips, dan masih ada beberapa plester kecil di wajahnya. Salah satu temannya membawakan tasnya.

Bajingan itu sudah keluar dari rumah sakit huh? Sialan, dia beruntung memiliki teman berandalan yang bisa disuruh-suruh. Kalau tidak aku pasti sudah membalasnya!

Baeksu langsung membayangkan Sieun Yeon dan Suho Ahn dengan pakaian sekolah yang tidak rapi, bersama teman-temannya merokok di sebuah gang sambil menginjak anak-anak cupu yang tidak mau memberikan mereka uang.

Ya, pasti seperti itu. Sieun Yeon dan Suho Ahn sengaja berteman dengan para berandalan Eunjang supaya bisa memanfaatkan mereka! Aku yakin Sieun Yeon pasti juga memiliki tato ular di punggungnya-!

Baeksu mendadak terkejut saat menyaksikan seorang berandalan berseragam Yuseon berjalan menghampiri Sieun. Rambutnya yang seperti rumput laut membuat Baeksu mengenalinya sebagai berandalan Yuseon yang (meskipun sulit mengakuinya) lebih pintar darinya.

Apa yang bajingan itu lakukan? Ah, jangan-jangan dia berniat mengalahkan Sieun Yeon yang kondisinya melemah karena tangannya patah? Lalu dia bisa pamer kalau dia mengalahkan Ular Putih? Ya... bagus sekali! Ayo, hajar saja dia tanpa ampun-!

"Aku membuat catatan ini untukmu, Ular Putih," ujar berandalan itu tiba-tiba sambil menyerahkan sebuah buku tulis dengan penuh hormat.

"Aku tahu kau pasti perlu meminjam catatan orang lain karena sempat tidak masuk les selama beberapa hari. Belum lagi saat ini kondisimu tidak memungkinkan untuk mencatat pelajaran. Tapi jangan khawatir. Aku, Hoyoung Yoon, akan selalu bersedia meminjamkan catatanku padamu!"

Sieun tidak membalas perkataannya. Dia hanya memandang buku tulis di tangannya. Hal itu membuat berandalan bernama Hoyoung Yoon tampak gugup.

"A-anu... anggap saja ini permintaan maaf... karena dulu aku tidak menjaga catatanmu yang kupinjam dengan baik..." tambahnya gugup.

"Tidak apa-apa," kata Sieun sambil mengambil buku catatan itu. "Terima kasih, Hoyoung Yoon."

Sieun lalu berjalan pergi bersama dua temannya yang agak canggung saat melewati Hoyoung Yoon. Dia sendiri tampak sangat senang.

"Aku tak menyangka... Ular Putih menyebut namaku..." gumamnya riang.

Baeksu langsung bergidik menyaksikan pemandangan itu. Sejak hari itu, Baeksu bersumpah untuk tidak akan mencari masalah dengan Sieun Yeon. 

TBC

Sori pendek, emang niatnya ini bonus chapter hehe

Mungkin untuk apdet selanjutnya agak lama soalnya harus nabung tulisan lagi.

Terima kasih sudah membaca fanfic ini!

Jangan lupa vote dan komen biar Author semangat nulisnya! :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang