BAB 4

438 36 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.


Rainer tidak mampu menjawab ucapan wanita di hadapannya. Dunianya terasa berhenti berputar. Kenangan masa lalu yang sangat menyakitkan mulai berputar memenuhi isi kepalanya.

Lidahnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan sepatah kata sapaan. Untuk beberapa saat Rainer hanya mampu terdiam, membuat Ryan memandang heran wajah Cheryl dan Rainer yang kini sedang saling bertatapan dalam diam.

Entah kenapa dia tidak suka dengan suasana saat ini.

"Aku membawa sekretarisku karena menurutku dia yang paham mengenai hal yang akan kita diskusikan," ujar Ryan yang membuat Cheryl dan Rainer memutus tatapan mereka.

"Ah maaf tuan Ryan. Aku sempat tenggelam sesaat dalam pesona yang dimiliki sekretaris anda," ujar Rainer membuat Cheryl mendelik menatapnya.

Ryan berusaha meredam gejolak amarahnya saat mendengar penuturan Rainer mengenai Cheryl. Rasanya saat ini juga dia ingin membatalkan kerja samanya dengan pria itu.

"Sebaiknya kita langsung membahas apa yang ingin kita diskusikan," Ryan sengaja tidak ingin berbasa-basi agar pertemuan ini cepat selesai.

"Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, saya ingin membuat sebuah aplikasi dari kosmetik yang diproduksi oleh perusahaan saya. Saya ingin aplikasi itu dibuat menjadi aplikasi permanen di ponsel yang akan anda luncurkan," ujar Rainer tanpa memutuskan pandangannya terhadap wanita cantik yang telah memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.

Cheryl pun menatap Rainer yang ada di hadapannya. Kenangan masa lalu yang sudah sekuat tenaga ingin ia hilangkan, kini dengan mudahnya kembali ke dalam ingatannya saat bertemu secara langsung dengan pria itu.

"Baik. Sekretaris saya yang akan mengembangkan aplikasi itu bersama dengan tim-nya. Kau tidak perlu khawatir. Dia dan tim-nya adalah programmer paling handal di perusahaan saya. Bagaimana? Kau siap mengembangkan aplikasi ini?" ujar Ryan menatap Cheryl dengan memberikan tatapan lembut dan senyuman manisnya.

Membuat hati Rainer terasa bergemuruh. Seharusnya dia tidak berhak memiliki rasa cemburu terhadap wanita itu. Tapi kini dia tidak dapat mengendalikan perasaannya sendiri.

Cheryl spontan membelalakkan matanya merasa tidak percaya dengan apa yang bos-nya kini katakan padanya.

"Bapak yakin memberikan project ini kepada saya dan tim saya?" rasanya Cheryl ingin berteriak sangking bahagianya.

"Tentu saja. Sejak kau berada di perusahaanku aku sudah mengamatimu. Kau adalah orang yang sangat berkompeten. Aku sudah memikirkannya dari jauh hari. Dan aku sudah memantapkan pilihanku bahwa kau dan tim-mu yang akan mengambil project kerja sama ini." Ryan memandang wajah Cheryl, wanita itu tersenyum lebar ke arahnya. Senyuman tercantik yang pernah ia lihat.

"Terima kasih pak. Terima kasih karena telah mempercayai saya," ujar Cheryl yang tidak berhenti tersenyum ke arah Ryan.

Membuat Rainer yang duduk di hadapannya memandang Cheryl dengan rasa cemburu yang hampir tidak bisa dikendalikan oleh pria itu. Hatinya sakit melihat wanita itu tersenyum untuk pria lain. Senyuman itu persis seperti senyuman yang selalu Cheryl berikan untuknya 16 tahun yang lalu.

"Tuan Rainer, kau bisa mengirimkan semua informasi mengenai kosmetik anda melalui email Howl Corps. Kurasa diskusi kita cukup untuk hari ini. Ada hal lain yang harus saya kerjakan." Ryan bangkit dari kursinya begitu juga dengan Cheryl dan Rainer.

ACCISMUS - Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang