BAB 14 : DID

53.1K 4.9K 1.1K
                                    

Maaf Bang baru muncul 😭🙏🏻 Eunwoo update kemarin, tapi maaf baru update hari ini 😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf Bang baru muncul 😭🙏🏻 Eunwoo update kemarin, tapi maaf baru update hari ini 😔

Aku hectic gaes ngurusin AU TSL yang super duper riweuh, tapi gapapa. Semoga aku ada semangat buat rajin update lagi 👍🏻

***

"Lo belum jawab pertanyaan gue pas di sekolah, Ra. Sebenernya di keluarga lo ada berapa Zayyan?" Barra mengulang pertanyaan ketika Kanara mendatangi florist milik kakak iparnya. Mendadak lelaki itu mau melayani konsumen, padahal biasanya ogah-ogahan.

"Kepo juga ya lo," balas Kanara.

"Namanya juga penasaran," sahut Barra. "Lo bilang bunganya buat Zayyan, tapi orangnya udah meninggal. Sedangkan Zayyan Arlen masih hidup. Tolong Kanara, jangan bikin calon kakek dari cucu-cucu lo ini jadi berspekulasi yang enggak-enggak."

Kanara merotasikan bola matanya sekilas, enggan membahas lebih lanjut. Gadis itu sedikit tertutup soal kehidupan pribadi. "Jadi berapaan nih?"

Barra tersenyum tengil. "Gratis buat Nara."

"Gue serius. Lo jangan bikin usaha mbak lo bangkrut gara-gara tingkah bucin lo itu." Kanara menyemprot tidak tanggung-tanggung. Gadis itu meletakkan selembar uang merah, kemudian meraih buket bunganya dengan cepat. "Thanks Bar, gue duluan."

"Aih, kok dibayar, sih?! NARAAAA!!!!"

Menghiraukan panggilan Barra adalah hal paling tepat. Gadis berjaket kulit hitam itu tetap melenggang keluar pintu, mendekati motor sport andalannya. Dan sebelum Barra nekat mengembalikan uang pembayarannya, Kanara sudah lebih dulu menyalakan mesin dan berlalu pergi. Sore hari itu, di tengah cuaca yang cantik, arah tujuan Kanara lagi-lagi berhenti di sebuah kawasan pemakaman elite.

Langkah kaki Kanara berhenti di satu pusara kecil yang selalu terawat bersih. Gadis itu menatap gundukan tanah mengering tersebut dengan pandangan nanar. Padahal sudah sering kemari, tetapi denyut jantungnya masih terasa nyeri.

Zayyan Tahta Valerian
Bin
Rayyan Arka Valerian
Lahir : Jakarta, 14 - September 20**
Wafat : Jakarta, 22 - Desember 20**

Kanara menurunkan tubuhnya, diiringi sebelah tangan yang terjulur ke depan. Sebuket bunga Anyelir bewarna merah muda tadi langsung ia simpan di atas nisan. Memejamkan mata sejenak, gadis itu merapalkan banyak doa dalam hati hingga selesai.

"Berapa lama gue nggak dateng ke sini?" Kanara bermonolog. Dia menghitung hari sebentar. "Ah, empat hari. Sorry, Zayn. Kemarin gue sibuk sama tugas sekolah. Sumpah, kelas dua belas tuh lagi padet-padetnya. Otak gue yang mungil dan imut ini harus lebih kerja keras buat ningkatin nilai. Soalnya jeblok mulu."

Kanara lalu terkekeh, sadar betul datang ke sekolah hanya modal setor wajah. Masalah materi, wallahu alam. Kalau pun nilainya sedikit naik, itu hasil menyontek dari Damian.

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang