📚 30 - TESTPACK

3.9K 207 111
                                    

Kalian Nemu cerita ini dari mana?

Ayok promosiin cerita ini yukkkk🤗🧡

100 vote end comen baru up lagi

________________

Varsya berlari sekuat yang dia bisa, beberapa kali gadis itu menabrak para murid di koridor namun seolah tak peduli gadis dengan pakaian olahraga itu terus berlari.

Entah mengapa ada satu nama yang ada di otak Varsya, tujuannya hanya satu memastikan jika dugaannya salah.

Sedangkan di lapangan sudah ada barisan murid IPA dan IPS yang tengah melakukan pemanasan, kedua kelas itu lagi lagi di gabung dengan alasan jam pelajaran yang bertabrakan. Tidak masalah selama materi yang di praktekan sama bukan.

"Varsya Zemira..."

Hening tak ada yang menyahut saat pak Bagas memanggil salah satu nama muridnya guna mengabsen.

"Varsya, dia nggak hadir?" Tanya pak Bagas sekali lagi.

"Ada ko pak, lagi ganti baju tadi." Jawab Loria sambil menatap barisan di belakangnya mencari cari keberadaan Varsya.

"Kenapa bisa lama?"

"Kan caper anaknya pak," itu suara Azumi terdengar ketus. Gadis itu ikut ikutan menyahut.

"Mulut Lo minta di cubit ya." Hardik Damar tidak suka mendengar ucapan Azumi.

"Lo cowok nggak usah ikut ikutan," kali ini yang bicara adalah Amara, menatap Damar dengan jijik.

"Gue nggak ngomong sama lo Bitch." Sentak Damar.

Amara hendak maju ingin mencekik Damar namun segera di tahan oleh Abian. "Nggak cape Lo buat masalah?" Tanya Abian terheran heran.

"Bukan gue yang mulai," bantah Amara mencoba membela diri.

"JANGAN ADA YANG BERSUARA LAGI, SEMUANYA DIAM!" tegas pak Bagas menginstruksi muridnya.

"Pak, saya susulin aja ya." Tawar Loria gadis itu cukup khawatir, apa lagi tau dengan kondisi Varsya akhir akhir ini.

Sahut sahutan di lapangan terdengar jelas oleh pemuda tampan yang sibuk dengan pemanasan, terlihat tenang dan damai.

"Derren, cewek Lo nggak ada tuh." Gavin menyenggol lengan Derren memberitahu situasi yang terjadi, pasalnya sejak tadi cowok itu berdiri dengan tenang di sebelahnya.

"Gue tau," jawab Derren dengan santai.

"Mau gue minta anak anak buat cariin?" Tawar Abian menatap Derren.

"Nggak perlu."

Mereka cukup terkejut dengan respon Derren, biasanya cowok ini sangat sensitif jika mendengar nama Varsya di sebut. Namun kali ini cukup menyita perhatian dengan respon tenang milik cowok brandalan itu.

"Lo nggak takut dia kenapa kenapa? Kalo dia di culik, Atau di apa apain gimana?" Tanya Abian dengan asal, cukup greget dengan respon Derren.

Derren menatap teman temannya, cowok itu melap keringat di pelipisnya. Lalu dengan suara beratnya berucap.

"gue nggak akan lepasin dia dari pengawasan gue...." Derren memberi tau teman temannya. Lagi pula bukan rahasia lagi jika Derren sudah memberi perintah agar mengawasi gadis cantik itu.

Ya Derren melakukan itu, di manapun Varsya melangkah ada banyak mata yang mengawasinya. Semua gerak gerik gadis itu bisa dengan mudah Derren ketahui.

"ARZAN..."

Lembar KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang