Chapter 36🌺

224 17 0
                                    


“Tuan, Fūrén! Apa terjadi sesuatu?!” paman Yuan muncul dari balik kegelapan lorong dengan lilin yang menyala ditangannya. Beberapa pelayan termasuk Lan Jiao mengekor di belakang paman Yuan. Begitu mereka melihat pemandangan macam apa yang disuguhkan di ruang tamu, semua orang segera menahan napas. Beberapa pelayan wanita berteriak Ketika melihat genangan darah yang memenuhi lantai.

Paman Yuan memandang Tang Weiheng yang dengan ekspresi datar menggendong Liu Wenhua yang tak sadarkan diri di lengannya. Melihat kondisi Liu Wenhua, Lan Jiao tak bisa mempertahankan ketenangannya, “Fūrén!” dengan pekikan keras ia berlari menghampiri Liu Wenhua.

Melihat posisi Nyonya rumah yang saat ini berada dalam pelukan tuannya, dengan sigap paman Yuan menahan Lan Jiao disisinya, “Kau tidak boleh lancang! Perhatikan etikamu! Apa kau tak melihat tuan besar?!” bisikan lirih namun tegas paman Yuan utarakan untuk menegur Lan Jiao. Rasa panik membuat Lan Jiao lupa akan keadaan dan ia segera meminta maaf dengan suara lirih. Tang Weiheng memandang para pelayan dan berkata, “Seperti yang bisa kalian lihat, rumah ini telah diserang.”

“Tuan…apa anda baik-baik saja?” Tang Weiheng mengangguk dan memutar tubuhnya berjalan menyusuri lorong kediaman. Paman Yuan dan yang lainnya segera mengikuti di belakang. Tang Weiheng sampai di depan kamarnya dan dengan sigap paman Yuan membukakan pintu. Pria itu berjalan mendekati Kasur dan membaringkan Liu Wenhua disana.

“Tuan, ini…apa yang harus dilakukan?” Tang Weiheng merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan jimat transmisi spiritual kemudian menyalakannya, “Aku telah mengirimkan sinyal pada markas besar. Seharusnya sebentar lagi mereka mengirimkan prajurit kemari.”

Pria itu menarik Tiān zhù dari pinggangnya dan meletakkannya di samping Liu Wenhua. Segera, benda tajam itu bersinar menyala dengan cahaya emas temaram untuk kemudian meredup kembali.

“Kalian tunggulah di ruang tamu, para tentara yang datang nanti akan membereskan tumpukan mayat disana. Lalu, tinggalkan gadis itu disini untuk menjaga Liu Wenhua. Aku juga meninggalkan Tiān zhù disini, benda itu akan menjaga kalian jika serangan yang lain muncul malam ini. Liu Wenhua telah menjadi master keduanya, Tiān zhù akan melindungi kalian selama kalian tidak menyinggung Liu Wenhua.” Tang Weiheng menatap Liu Wenhua yang menutup matanya dengan kerutan di antara alisnya. Pria itu mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Liu Wenhua kemudian memijat ringan alis Liu Wenhua yang tegang sebelum akhirnya ia menegakkan tubuhnya.

“Tuan, anda akan pergi kemana?” Tang Weiheng memutar tubuhnya acuh tak acuh dan menjawab serampangan, “Pergi mengejar para hama itu. Masih ada beberapa dari mereka yang menunggu di luar,” paman Yuan terhenyak dan kemudian menangkupkan tangannya.

“Tolong berhati-hatilah, tuan.”

***

Tang Weiheng melangkah ke tengah halaman dalam derasnya guyuran hujan. Ia kemudian mengambil sebuah pedang latihan dari rak penyimpanan senjata. Pria itu diam sejenak dan kemudian seulas senyum mematikan muncul di wajahnya, “Ketemu,” dalam sekejap, Tang Weiheng menghilang dari halaman rumahnya.

“Laporkan pada Master, untuk malam ini kita gagal menerobos masuk,” seorang pria dengan tudung hitam berkata ditengah guyuran hujan setelah melihat jimat di tangannya habis terbakar. Ada beberapa orang dengan pakaian yang sama berkumpul di sekitarnya.

“Dimenger-” ketika anak buah dibelakang sosok itu hendak menjawab, suaranya terpotong oleh suara berdebam yang muncul tiba-tiba.

“Apa-apaan?!” pria yang sebelumnya masih berada di belakangnya, kini terkapar di atas genangan darahnya sendiri setelah ia dengan keras menabrak tembok rumah hingga hancur. Melihat penampakan anak buahnya yang bergetar sekarat, sosok bertudung itu tertegun.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang