Nineteen

14.1K 1.2K 54
                                    

Walaupun hanya tiga hari, dampak dari ketidaksadaran Caine sangatlah besar. Seluruh tubuh Caine terasa kaku dan asing. Untuk menggerakkan saja Caine memerlukan effort yang luar biasa besarnya.

Kini Caine berdiri dibantu dengan besi penyangga. Berusaha menyalurkan seluruh energi ke kaki agar dapat berjalan.

Dibelakang ada Garvin yang mensupport. Tangan selalu sedia terulur untuk menangkap Caine jika saja omega itu terjatuh dalam prosesnya.

Setelah melakukan pemeriksaan ketiga, keadaan Caine dinyatakan membaik. Seluruh peralatan sudah dapat dilepaskan dari tubuh, dan Caine di perbolehkan untuk melakukan aktivitas seperti berjalan ataupun lainnya.

Permasalahannya adalah betapa kaku tubuhnya ini. Saat akan pergi ke toilet untuk pertama kali, karena selama ini selalu menggunakan tabung kecil, Caine tidak kuat hanya berdiri selama satu detik saja. Ia harus berpegangan pada Felix agar dapat sampai ke kamar mandi. Begitu di kamar mandi pun, duduk di klosetnya saja Caine perlu Felix untuk menyangga tubuhnya.

Intinya itu adalah disaster. Caine jadi harus kembali menggunakan tabung dalam waktu dekat.

Bersyukur Felix lah yang merawatnya.

Sekarang Caine berfokus agar dapat berjalan. Tangannya sudah memerah karena saking eratnya pegangan pada besi penyangga. Permukaan dingin besi terkadang mmebuat Caine terkejut. Hampir saja terjatuh kalau Garvin tidak dengan cepat meraih lengannya dan memperbaiki posisi.

"Ugh.."

Langkah terakhir, Caine mencoba melepaskan tangan pada pegangan. Ia mulai bisa berdiri tegak. Hanya saja tak lama kemudian kakinya bergetar membuat Caine bergoyang akan jatuh.

Caine bersiap menerima rasa sakit. Menutup mata menunggu kapan tubuhnya bertemu dengan dinginnya lantai.

Tidak ada rasa sakit setelahnya. Membuka mata, Caine mendapati tubuh kekar Garvin tepat didepannya.

Alpha segera membantu Caine bangkit. Di dudukkan kembali ke kursi roda yang tidak jauh dari sana dan mulai memperbaiki posisinya.

"Sudah lebih baik dari sebelumnya." Ucap Garvin. Meletakkan selimut tipis di atas pangkuan Caaine lalu mengusap surai hitam omega itu.

Caine mengangguk setuju. Pipinya bersemu merah ketika Garvin memberikan senyuman tampan padanya.

Garvin beralih pada bagian belakang kursi roda. Di dorongnya lalu dibawa keluar ruangan untuk kembali ke ruangan VIP Caine.

Selama perjalanan, tidak ada satupun yang mencoba memulai pembicaraan. Caine sendiri lebih memfokuskan untuk memulihkan tenaga yang sudah di gunakan seluruhnya untuk berjalan.

Sesampai di ruangan, Caine dapat mendengar beberapa suara keributan dari dalam. Caine yakin itu adalah suara Allen dan Felix yang sedang memperdebatkan sesuatu.

Caine mendongak untuk melihat Garvin. Pria itu tidak mengatakan apapun. Hanya memberikan tatapan yang seperti menyuruh Caine untuk membuka pintu.

Setuju saja, Caine mulai mengulurkan tangan untuk menggeser pintu kamar.

Tak!

"Selamat atas kesembuhannya, kakak cantik!"

Suara confetti* terdengar bergema. Beberapa potongan kertas berwarna turun dari atas menghiasi lantai putih ruangan. Beberapa jatuh di paha serta rambut Caine ketika Garvin akhirnya mendorong kursi rodanya untuk masuk ke dalam.

Allen memegang confetti yang sudah dilepaskan isinya, berlari menuju Caine dan meletakkan tubuh di pangkuan. Kepalanya mendongak menatap Caine. Gigi susu putih terlihat saat anak itu tersenyum lebar.

How My Papa And I Found Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang