Kiara & Saka: Bagian 2

754 62 10
                                    

Bagian 2: Cinta Pertama Katanya

"Hai, namaku Sarah." 

Seorang gadis cantik yang bangkunya di depan tempat Kiara dan Saka duduk memperkenalkan diri. Gadis itu mengulurkan tangan ke arah Saka terlebih dulu. 

"Hai, Saka." Pemuda itu menyambut uluran tangan, tapi nada bicaranya tidak begitu bersemangat. 

Atensi Sarah beralih pada Kiara. Gadis itu tetap tersenyum lebar.

"Aku Kiara," ujar Kiara dengan ramah. 

Sarah adalah teman baru mereka di kelas. Gadis itu tidak masuk sekolah selama MOS. Katanya, ia tidak bisa ikut kegiatan itu sebab mudah sakit kalau terlalu lelah saat panas-panasan. 

Well, tidak salah juga. Kegiatan MOS itu memang separuhnya berisi penggojlokan para senior terhadap murid baru. Kiara saja beberapa kali kena hukuman tidak jelas di tengah lapangan yang terik. Padahal, ia sama sekali tidak merasa salah. 

"Ini, tempat duduknya diatur apa milih sendiri?" Tanya Sarah.

"Pilih sendiri." Kiara menjawab.

"Jadi, kalian emang mau duduk berdua. Pacaran ya?" Selidik gadis itu.

Sarah tampak ramah dan cepat sekali merasa akrab. Itu yang Kiara tangkap dari beberapa menit pertemuan mereka. 

"Aku sama Saka udah satu sekolah dari SMP." Lagi, Kiara yang menjelaskan.

Saka memang tiba-tiba berubah jadi cool jika ada orang lain di sekitarnya. Mendadak, pemuda itu jadi irit bicara.

"Oh… teman dari SMP. Senangnya, bisa punya teman dari sekolah lama." Sarah masih tersenyum. "Mulai sekarang, aku juga akan jadi teman kalian." 

Dan dimulailah masa galau Kiara. Masuknya Sarah dalam pertemanan mereka memang asik di awalnya. Gadis itu cukup menyenangkan bagi Kiara yang lebih sering bergaul bersama Saka. 

"Nanti kita mampir ke mall, yuk!" Sarah yang merupakan anak orang berada tidak pernah punya beban untuk mengajak ke tempat-tempat seperti mall. 

"Sori, nggak bisa." Kiara menolak.

"Sama, nggak bisa." Saka ikut-ikutan.

Itu adalah penolakan kesekian kali sejak Sarah mendeklarasikan diri menjadi teman mereka. 

Akhirnya, Kiara dan Saka pulang ke rumah Kiara seperti biasa. Pemuda itu mendengus ketika mereka berjalan di trotoar. 

"Sok asik banget, si Sarah itu," dumal Saka. 

"Anaknya ramah kok." Kiara membela. 

"Sok akrab." 

"Ya kan memang pembawaannya gitu, Saka."

"Aku nggak suka!" 

"Sukanya yang gimana?" 

"Ya biasa aja, jangan sok asik." 

Mendengar itu, Kiara terkekeh. Lucu sekali melihat Saka kesal. Di mata gadis itu, sang sahabat malah kelihatan lebih tampan ketika merajuk.

Cepat-cepat Kiara mengalihkan atensinya dari profil samping Saka. Tiba-tiba saja jantung gadis itu berdegup sangat kencang. Ia jadi khawatir dengan keadaan jantungnya. 

"Kenapa pegang dada begitu?" Tanya Saka.

"Nggak apa-apa."

"Dada kamu nggak sakit kan?" 

"Nggak kok."

"Nggak sesak kan?"

"Nggak."

"Jangan bohong."

Different (Complete ✓)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora