Part 5

1.1K 178 20
                                    


Lemparan sekotak salad buah membuat beberapa lelaki yang sedang duduk disebuah cafe terkejut bukan main. Pasalnya mereka sedang fokus main game, tapi dengan tak ada dosanya Erwin melemparkan sekotak salad buah pada mereka. Dipta yang masih fokus pada ponselnya hanya melirik sejenak sebelum kembali berkutat dengan ponselnya.

"Pelit banget lo beli cuma satu," tukas Gentala menatap salad buah didepannya. Erwin masih diam saja karena sedang melepaskan kancing kemeja serta menggulung lengan kemejanya sampai siku.

"Buat Dipta," mendengar namanya disebut Dipta menaikan sebelah alisnya.

"Dari Lilith, dia bikin banyak salad buah dibawa ke kantor. Itu khusus buat Mas Dipta." Dipta berdecih pelan karena tahu itu hanya akal-akalan Erwin saja untuk menggoda sahabatnya. Namun Dipta juga mengambil salad tersebut dan membukanya, mencium aromanya sejenak sebelum mencicipi. Dia terbiasa mencium apapun yang akan dia makan dan kebiasaan itu sedikit aneh menurut orang lain.

Dipta memakan beberapa buah yang menurutnya enak dimakan terlebih dahulu, seperti melon dan semangka. Merasakan bagaimana segarnya rasa salad buah buatan Lilith. Walaupun wajahnya tak meyakinkan bisa masak maupun membuat camilan seperti itu. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa rasa salad buahnya benar-benar enak, segar juga. Antara manis dari saus, asam dari strawberry dan anggur juga sangat pas. Asin kejunya juga pas tak berlebihan.

"Enak, Dip?"

"Hem, minta nomor Lilith dong. Mau bilang makasih." Erwin tersenyum sumringah mendengar ucapan Dipta.

Sepertinya akan ada jalan lurus antara perasaan Lilith dan Dipta, walaupun hanya meminta nomor tapi itu sudah menjadi awal yang baik menurut Erwin. Meskipun didepan Lilith Erwin seperti tak suka, mengejek bahkan membully tapi Erwin juga bukan lelaki yang tega melihat temannya memiliki kekasih bejat. Dia tetap akan memilihkan pasangan terbaik untuk Lilith.

Erwin membagikan nomor Lilith lewat WhatsApp saja agar mudah. Namun, saat melihat foto profil Lilith belum diganti sejak satu Tahun terkahir Erwin memejamkan matanya menahan tawa.

"Dip, jangan kaget lihat foto Lilith." Erwin menepuk pundak Dipta pelan. Kepalanya hanya mengangguk saja karena tak mungkin ada foto aneh-aneh, begitu pikir Dipta. Namun siapa sangka wajah yang awalnya biasa saja kini nampak terkejut.

"Apa gue bilang, dia rada-rada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa gue bilang, dia rada-rada. Foto begitu juga dibuat foto profil loh. Mentang-mentang gak punya crush bisa bikin pp begituan." Kekeh Erwin pelan. Dipta mengedipkan matanya dalam tempo cepat sebelum menggeleng. Dia segera menyimpan nomor Lilith dan berniat menghubunginya lewat pesan.

Lilith

Malem, Lith.
Ini gue Dipta, makasih ya salad buahnya. Bantu gitu doang gak usah dikasih imbalan harusnya.

Dipta meletakkan ponselnya lagi karena merasa Lilith tak akan membalas cepat. Biasanya para perempuan sepulang kerja akan mandi sangat lama untuk melunturkan beban kerjaan yang seharian dipikir, meluruhkan semua rasa lelah bersama air hangat.

Jodoh Khayalan Lilith? Where stories live. Discover now