Grave Robber's Chronicles Vol.8 (The Finale)

Catatan Tambahan(1)

Semuanya, aku akhirnya selesai menulis.

Aku sulit menggambarkan suasana hatiku saat ini. Tidak baik, tidak buruk, tidak tenang, dan tidak bersemangat.

Sangat sulit untuk dijelaskan.

Sebenarnya, aku sudah lama memikirkan bagaimana perasaanku jika sampai pada momen ini. Aku memikirkan segala macam kemungkinan, tetapi aku tidak menyangka akan seperti ini-bahkan kata-kata paling dasar pun tidak dapat mengungkapkannya dengan baik.

Aku pikir mungkin karena aku terlalu memikirkan momen ini sehingga khayalanku melebihi perasaanku di dunia nyata.

Namun ketika aku membuka tirai dan memandangi langit suram di Beijing, aku masih merasakan ada sesuatu yang berubah.

Ini adalah rapat umum yang berlangsung selama lima tahun, hingga hari ini lima tahun. Butuh waktu lima tahun untuk menulis sembilan novel dan menyelesaikan cerita yang begitu besar dan rumit. Bagi seorang penulis amatir, ini agak terlalu sulit. Di akhir tulisanku, aku tidak tahu apakah ceritanya bagus atau tidak, seru atau tidak. Aku hanya ingin membiarkan beberapa karakter di dalamnya menyelesaikan perjalanan mereka. Faktanya, ini bukan di bawah kendaliku. Pada akhirnya, dilema terbesar yang aku hadapi adalah sang pahlawan sudah bosan dengan hidupnya dan aku harus mencari umpan dalam cerita ini untuk membuatnya terus maju.

Beberapa menit yang lalu, aku tidak hanya membiarkan mereka menyelesaikan perjalanan mereka, tetapi juga akhir yang sangat tenang.

Saat aku menulis buku keempat, aku sudah memutuskan untuk menulis postscript yang panjang untuk menuliskan semua keraguan dan pemikiran di hatiku selama keseluruhan proses penulisan "The Grave Robber's Chronicles". Aku harus segera menulisnya mumpung banyak kenangan yang masih segar dan semua karakternya masih hidup di ingatanku.

Pertama, mari kita bicara tentang beberapa hal rutin.

Tentang asal usulnya:

Sejujurnya, aku benar-benar tidak ingat niat awal menulis novel ini saat itu. Tapi aku tahu itu pasti bukan ide yang mulia dan bagus. Aku belum pernah menjadi orang dengan cita-cita menulis seperti itu, dan aku tidak pernah ingin memberi tahu orang lain jenis bisnis apa yang aku jalani. Apa yang aku kejar sejak aku masih kecil adalah, terus terang, rasa pengakuan, dan bercerita adalah cara yang tepat agar aku dapat merasakan pengakuan dengan lebih mudah. ​​Jadi, meskipun aku tidak dapat mengingatnya, aku hampir pasti dapat mengatakan bahwa ketika aku menulis tiga ribu kata pertama, itu hanya untuk mendapatkan tepuk tangan.

Ini adalah upaya yang sangat, sangat rendah. Dulu aku malu membicarakannya karena hal itu sangat duniawi, dan meskipun aku tahu, meskipun aku bukan orang hebat, setidaknya aku bisa berbuat sesuatu demi kebahagiaan banyak orang. Aku menjadi gugup karena aku tidak memiliki slogan-slogan mulia mereka dan aku merasa motivasiku tidak murni.

"The Grave Robbers' Chronicles" berasal dari cerita rakyat yang diceritakan nenekku. Aku sangat terkesan dengan cerita ini ketika aku masih kecil.

Ceritanya tentang seorang tuan tanah yang membeli rumah kosong. Dia ingin menanam beberapa bunga dan tanaman di halaman belakang, tetapi dia menemukan bahwa apa pun yang dia tanam, tanaman itu tidak dapat bertahan. Jadi, dia pergi bertanya kepada ahli feng shui. Ahli feng shui berkata bahwa sepertinya ada masalah di bawah pekarangan, jadi tuan tanah menyewa pekerja jangka panjang untuk mulai menggali pekarangan. Ketika dia menggali setengah jalan, dia mulai menggali melihat darah, tapi dia tidak tahu apakah itu benar-benar darah atau hanya lumpur merah. Akhirnya, peti mati berukir besar digali dari bawah halaman, tapi mereka tidak tahu milik siapa.

Mereka meletakkan peti mati tersebut di kuil leluhur, namun desa tersebut menjadi bermasalah sejak saat itu. Bukan hanya hal-hal di ladang yang tidak tumbuh, bahkan keluarga tuan tanah pun sekarat. Segala macam hal aneh menimpa tetangga sekitar, sehingga mereka harus terus mencari ahli feng shui. Setelah melihat ini, ahli feng shui menyuruh mereka untuk terus menggali di halaman. Setelah menggali lebih dari sepuluh meter, mereka menggali peti mati yang lebih kecil.