Bab 7

16.3K 990 6
                                    

Jangan lupa Klik ⭐ dan Komen
Dukungan kalian membuat Tyas semangat untuk terus update
Selamat membaca

***********

Di sebuah kamar rumah sakit, Haru duduk di samping ibunya yang tampak tertidur dengan selang infus di tangannya dan alat elektrokardiogram menunjukkan detak jantung wanita ini cukup lemah serta wajahnya yang pucat membuat air mata Haru terus mengalir.

Walaupun begitu wanita ini tetap terlihat cantik dalam keadaan seperti ini, tak heran mengapa Haru memiliki wajah yang tampan nan cantik.

"Mamah..... ini aku maaf aku tak bisa merawatmu ahkir-ahkir ini" ucap Haru pelan sambil mengenggam tangan ibunya lalu mengusapkannya ke pipinya

Karna pergerakkan itu mata Aneisha perlahan terbuka dan ia langsung tersenyum melihat putra semata wayangnya berada disampingnya.

"Haru" panggil pelan Aneisha

"Mamah..... ahkirnya mamah bangun juga.... apa yang mamah rasa? Apa mau aku panggilkan dokter" ucap Haru berusaha tersenyum dan mengapus air matanya

"Tenang saja sayang, mamah sudah baik-baik saja" jawab Aneisha dengan senyuman

"Maafkan aku mah"

"Jangan menyalahkan dirimu sayang, mamah baik-baik saja mamah malah khawatir padamu yang tiba-tiba tidak ada kabar satu bulan ini, apa yang terjadi sayang? Kau tidak memaksa dirimu untuk kerjak tanpa istirahat kan?" ucap Aneisha bernada sedih

"Mamah tenang saja aku baik-baik saja, kemaren aku mendapatkan kerjaan di luar kota mah tapi sekarang aku udah kembali jadi aku akan di samping mamah terus" bohong Haru sambil tersenyum

"Baguslah kalau begitu mamah jadi tenang" ucap Aneisha yang senyumnya tak luntur

Haru cuma menjawabnya dengan senyuman yang kaku jelas ia merasa bersalah telah berbohong tapi tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya karna kesehatan ibunya lebih penting dari apapun saat ini.

Ditengah-tengah percakapan mereka seorang dokter masuk dan menyapa mereka, "Selamat siang nyonya Aneisha bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik dokter Afgan"

"Tante sudah aku katakan panggil namaku saja" ucap dokter yang di panggil Afgan itu sambil tersenyum

"Kau sendiri juga memanggil tante dengan sembutan nyonya" balas Aneisha sambil berpura-pura marah

"Hehe... baiklah kalau begitu maaf tante, jadi bagaimana perasaan tante apa masih sakit dadanya?" jawab Afgan sambil tersenyum

"Sudah lebih baik, tidak seperti tadi" jawab Aneisha

"Syukurlah kalau begitu tapi tante tolong cepat katakan jika merasa sakit ya" ucap Afgan lagi yang di jawab anggukkan kepala oleh Aneisha

"eehh..... saya kesini ingin bicara dengan Haru apakah bisa?" ucap Afgan sambil melihat Haru

"Tentu saja boleh"

"Mari Haru" ajaknya membuat Haru bangkit dari duduknya dan menatap ibunya

"Aku akan segera kembali" ucapnya sambil mencium kening ibunya yang hanya di jawab senyuman dan anggukkan kepala

Afgan dan Harupun keluar dari kamar inap ibunya lalu berjalan sedikit menjauh.

"Bagaimana keadaan ibuku?" tanya Haru

"Kami belum juga mendapatkan donor jantung yang sesuai dengan ibumu Haru, dan kondisi tante semakin lemah di tambah lagi semua pengobatan yang di lakukan tubuh ibumu malah menolaknya yang mengakibatkan funsi ginjalnya tergangu" jelas dokter Afgan bernada sedih membuat air mata Haru keluar lagi

Istri Untuk Tuan (MXM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang