ITA- 23. Kita masih muda

631 31 0
                                    

Hᥲᥣ᥆᥆᥆! ꒰  ु  ˊ ˘ ˋ  ू  ꒱

Kita masih muda dalam mencari keputusan, maafkan aku ingin kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita masih muda dalam mencari keputusan, maafkan aku ingin kembali.

....

Apa yang terpikirkan? Ketika hati masih berlabuh pada dia yang telah pergi?

Faizan menatap langit malam penuh bintang, pemuda itu tengah terdiam diatas rooftop rumah sakit. Menghela napas panjang, pemuda itu berbalik ingin kembali ke ruang rawat seseorang.

"Ikhlas Zan," suara Oca mengalun lembut, Faizan menatap wajah perempuan yang berdiri menatapnya dari arah pintu rooftop.

"Gak gampang," balasnya singkat. Keduanya berjalan bersamaan, diam dalam pikiran masing-masing.

"Kalau lo disini, siapa yang jagain Nata?"

"Gibran,"

Oca menjawab singkat pertanyaan Faizan, keduanya memang mempunyai tugas untuk merawat Nata. Tentunya tugas dari Rayena. Gadis misterius yang tidak bisa ditebak pikirannya.

"Seandainya bisa mutar waktu, gue pengen balik ke awal. Bawa Yena pergi, jauh dari semuanya." Celetuk Faizan tiba-tiba, Oca hanya tersenyum lembut. Siapa yang tidak ingin mengulang waktu? Seandainya bisa, semua orang akan kembali, memperbaiki kesalahan dimasa lalu.

"Masalahnya gak bisa," balas gadis itu santainya. Menyebalkan, mengapa Liam menyukai gadis tak berperasaan seperti Oca? Tanya Faizan dalam batinnya.

"Kalau lo sama Liam?" Faizan memegangi lengan Oca ketika gadis itu menuruni anak tangga, membiarkan gadis yang merupakan sepupunya itu menggandeng lengannya berjalan menuju ruang rawat Nata.

"Menurut lo? Hubungan gak jelas kayak gini, apa perlu dipertanyakan?"

"Lo yang bilang ke gue, jangan menyia-nyiakan waktu dan masa muda." Faizan memberi jitakan pada dahi Oca, gadis yang diperlakukan demikian oleh Faizan menatap sinis penuh permusuhan.

"Gue gak pernah berharap, Zan. Untuk diterima dihidup dia aja gue udah bersyukur. Menurut lo Liam dan keluarganya bisa nerima gue, ketika semua terbongkar?" Tanya Oca, gadis bermata bulat itu terlihat tersenyum. Faizan terdiam, ya, tidak akan ada yang bisa menerima penghianat.

....

"Makan dulu," Gibran menatap lamat Faizan yang menyodorkan sekotak makanan kepadanya.

"Gak nafsu,"

"Dia gak bakal bangun kalau lo liatin terus. Lagian kalau lo sakit dan Nata bangun, dia bakal nyalahin diri sendiri karena ngeliat lo sakit," Faizan membuka telapak tangan milik Gibran, meletakkan kotak tersebut ditangan Gibran.

I'm the antagonistWhere stories live. Discover now