ARIATHA [24. Gunjingan Siang Hari]

306 15 0
                                    

Reatha harus mengutuk diri karena sudah menjatuhkan diri sendiri ke dalam lubang neraka yang panas dan penuh dengan penderitaan.

Dan sekarang ia harus memetik sendiri buah dari apa yang sudah ia tanam dengan baik.

Karena rencana gilanya untuk berbagi cerita dengan para sahabatnya tentang Ari, sekarang ia harus siap jika ketiga sahabatnya cerewet dan ingin tahu tentang mereka berdua.

Maksudnya di sini, tentang Ari dan Reatha yang katanya lagi proses pedekate.

"Jadi Ari nembak lo, Tha? Wah gue pikir selama ini dia iseng doang sering gangguin lo. Ternyata emang beneran ada feeling ya sama lo. Ari diam-diam ternyata sukanya sama Reatha toh. Pantesan tiap kali deketin cewek kesannya cuman main-main doang."

"Eh nggak gitu, La. Emmm ini bukan soal Ari kok. Cerita gue tadi itu real cerita dari teman gue. Bukannya cerita tentang gue dan Ari. Kalian kok malah ke mana-mana gini sih." Reatha berdecak kesal. Entah kesal dengan Kyla ataukah kesal dengan dirinya sendiri.

"Alah, nggak usah malu-malu gitu lah, Tha. Kita kan nggak bakal ngapa-ngapain lo juga kalau Ari beneran suka sama lo." Alula ikut nimbrung juga.

"Oh....jadi ini alasan lo telpon gue jam dua dini hari tadi. Karena lo mau cerita soal Ari?" tebak Freya saat mengingat ada riwayat panggilan masuk di whatsapp nya dini hari tadi.

"Eng ... gak. kepencet itu. Gue nggak nelpon lo kok. Enak aja."

"Jadi Reatha nelpon lo juga, Frey? Kirain gue doang yang diteror semalam."

"Reatha nelpon lo juga?" tanya Freya balik bertanya.

Kyla mengangguk. Walau semalam ia sudah setengah sadar saat Reatha menelponnya, namun ia masih bisa mengingat dengan baik saat Reatha menghubunginya via whatsapp bahkan seingatnya mereka sempat ngobrol sebentar.

"Semalam gue ngantuk parah, Tha. Sorry ya nggak bisa ladenin lo yang lagi galau abis ditembak Ari."

"Pantesan muka lo lesu banget. Habis begadang karena mikirin Ari ternyata." Alula malah menyimpulkan sendiri.

Reatha terpaksa diam saja dan membiarkan para sahabatnya untuk mengambil alih pokok pembicaraan siang ini.

Jika saja ia memiliki mesin waktu, Reatha pasti akan meminta untuk mundur ke belakang, untuk kembali ke kantornya lagi dan melenyapkan pertemuannya dengan para sahabatnya siang ini dari agendanya hari ini.

Reatha hanya ingin para sahabatnya tidak cerewet dan tidak ingin tahu lebih jauh lagi soal....Ari.

"Kalau sama Ari, gue dukung deh. Selain karena dia sahabat kita sejak SMA, Ari juga ganteng dan kaya raya kok. Menjalin hubungan sama dia nggak bakal bikin lo melarat dan juga nggak bakal buat lo malu tiap kali ada acara arisan keluarga," jelas Kyla yang memang sangat matre diantara mereka berempat.

"Ari emang cakep sih, dari keluarga berada pula. Tapi Reatha juga dari keluarga berada kok. Jadi meski bukan dengan Ari, Reatha harusnya nggak bakal melarat juga kali," gantian Alula yang memberikan pendapat.

"Tapi kalian harus ingat dong kalau Ari itu orangnya kayak gimana. Dia kan sangat amat terkenal dengan tingkah tengiknya yang doyan gonta ganti pacar."

Reatha langsung menatap Freya dengan serius saat sahabatnya itu menyebutkan sisi buruknya Ari. Akhirnya ia punya alasan yang kuat untuk tidak menjalin hubungan dengan lelaki itu.

"Tapi Ari temannya Reatha juga. Masa sih dia tega mainin hati Reatha. Kalau pun nih ya Ari nggak serius, harusnya dia nggak maksain buat jalin hubungan dengan Reatha sih. Soalnya bisa panjang urusan kalau sampai dia main-main sama teman sendiri. Dia bukan hanya bakal berhadapan dengan Reatha tapi dengan kita-kita juga dan teman cowok yang lainnya. Gue yakin mereka nggak bakal tinggal diam kalau Ari sampai jadiin Reatha sebagai objek keisengannya doang."

ARIATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang