BAB 20 : Teror

44.5K 4.2K 1.2K
                                    

Hallo, update lagi! Ramein ya! 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, update lagi! Ramein ya! 💙

***

Dari arah lain, dua tatapan ancaman mengarah telak pada Shea. Zayyan yang memandang keruh, sementara Alea yang menyorotnya dingin. Takut? Tidak. Shea tidak merasa demikian. Hanya saja gadis itu mulai paham kemana alurnya jika Shea tetap membiarkan Niskala berdempetan dengannya seperti ini.

Dengan balutan potongan gaun selutut, Niskala nampak lucu saat mendongak. "Kak Shea mau kemana? Cantik banget, ih!"

"Habis nemenin Aziel terapi, La," jawab Shea netral. Niskala hanya ber-oh ria.

Niskala memicingkan mata pada Aziel. "Lala ulang tahun, lho. Kak Aziel nggak mau ngucapin hepi birtdey tzuyuhhhh?!"

"Oh, ulang tahun." Aziel manggut-manggut kalem. "Habede."

"Ish! Gitu doang masa?!" sungut Niskala.

"Ya, gitu aja. Maunya gimana?"

"Salaman juga! Cepet!" titah Niskala. Namun, Aziel hanya diam menunduk, menatap bocah yang lebih pendek darinya itu. Keningnya mengerut garang, tetapi malah menggemaskan. Astaga. Dari mana Aziel bisa berkenalan dengan anak rusuh ini? "Kak Aziel, cepet salaman!"

Niskala kelewat hiperaktif. Gadis kecil itu mendekat, meraih sebelah tangan Aziel dengan niat ingin bersalaman, tetapi yang ditarik oleh Niskala adalah tangan Aziel yang digunakan untuk memegang tongkat kruk. Aziel nyaris kejengkang ke belakang. "EH, LAA!! LAAA!!"

"Pelan-pelan, Dek! Jangan terlalu brutal."

Niskala terkesiap ketika suara bariton lain terdengar. Ada sebelah tangan yang menahan punggung Aziel kala nyaris longsor oleh perlakuan Niskala barusan. Bocah itu mendongak, menatap presensi Xabiru yang baru saja menyusul dari belakang.

"Lala narik tangan doang tadi!" sungut Niskala.

"Narik tangan udah kayak mau nyabut nyawa," balas Xabiru sekenanya. Sekarang lelaki itu yakin jika Valerian memang tercipta sebagai keluarga ugal-ugalan. Mahkluk mini dan kemasan sachet di depannya saja sudah menjadi contoh. Barra harus tau jika calon iparnya Barongsai-able.

"Udah mesen eskrimnya?" tanya Xabiru beralih pada Shea. "Kalau belum, sama gue aja. Nanti kita langsung pulang—"

"Pulang kemana?" sela Niskala cepat-cepat. "Enggak boleh! Kak Shea di sini aja, ikut rayain ulang tahun Lala, ya?"

"Enggak," tolak Xabiru gesit. Dia menatap sekeliling, sadar bahwa ada Alea dan Zayyan. Itu akan membuat Shea tidak nyaman, ini bukan lingkupan gadis itu lagi. "Kak Shea lagi kerja, jadi nggak bisa nemenin adek cegil. Kita nggak lama juga di sini."

"Ya, udah. Kalau gitu Lala yang ikut kalian, yang penting bareng Kak Shea-nya."

Alea tersenyum kecut. Nampaknya Moana dan Kanara belum cukup menjadi orang yang selalu berdiri di samping Shea, sekarang Niskala pun tidak kalah melekat pada gadis itu. Enak sekali menjadi Shea. Begitu mudah memikat saudaranya Zayyan, tidak seperti dirinya yang harus mempunyai usaha lebih untuk dilihat.

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang