ITA- 25. Hukum rimba

661 36 1
                                    

Hᥲᥣ᥆᥆᥆! ꒰  ु  ˊ ˘ ˋ  ू  ꒱

Orang-orang melakukan kejahatan dibalik sebuah kata pembelaan.

.....

Seorang pembunuh, akan dibunuh oleh kejamnya manusia yang bertindak seolah pembela.

Kalian menyadari itu?

Pelaku kejahatan akan dihakimi habis-habisan oleh massa, mereka yang menghakimi akan berucap "Itu pantas, semua ini karma perbuatannya."

Nafsu mereka akan semakin jadi, menggiring tersangka jatuh ke dalam jurang penderitaan, Hingga nantinya dia akan mati perlahan-lahan.

Setelah itu apa?

Semuanya terlupakan, si pelaku yang akan mati, dan korbannya yang tidak mendapatkan sedikitpun bantuan.

"Kami begini karena korban,"

Tapi pedulikan mereka pada sang 'korban'? Tidak, korbannya akan tetap menerima luka batin, sembuh sendirinya, orang-orang hanya sibuk tentang menghakimi tak melihat kondisinya.

Nasibmu dijadikan ajang panjat sosial, setelah nantinya orang-orang muak, maka akan terlupakan. Lalu bila ada yang menguak, maka akan dinaikkan kembali, tapi anehnya kasusmu tak akan pernah usai, tanpa titik terang dan menjadi abu-abu.

Orang-orang hanya menerima tanpa memandang fakta, ketika fakta telah terkuak maka mereka akan berbalik menyudutkan yang lain.

Tak bisa dipercaya, aneh.

Suara air mengalir terdengar mengundang atensi.

Disana, Rayena, basah kuyup oleh guyuran air. Bisa dilihat, dari lantai atas beberapa siswi tertangkap basah tertawa terbahak-bahak.

Sorak terdengar.

"Pembunuh! Pembunuh!"

"Kasihan banget, Nata masih selamat. Niat busuk lo gak kesampaian,"

"Mati aja lo!"

"Orang kayak lo tuh, cocoknya di neraka!"

Manusia bodoh, gak berotak.

Ya, disekolahkan untuk dapat pendidikan tapi berperilaku seolah tak punya pendidikan.

Rayena mengibaskan rambutnya, mengacak agar sisa-sisa air di rambutnya jatuh. Bau, bisa Rayena cium menguak. Air apa yang mereka siramkan?

Siswa sekolah, benar-benar Bajingan! Tapi mereka salah mencari lawan, Rayena bersyukur dia terlahir sebagai anak orang kaya. Tidak seperti tikus-tikus jelek dihadapannya, sudahlah miskin, suka mencari perkara.

Para siswa dan siswi mengelilingi Rayena, menatap gadis itu seolah hina. Tak apa, tatapan penuh cemoohan dari kaum-kaum yang lebih hina tak membuat Rayena gentar.

"Puas? Mainan lo semua cetek amat, begini doang?" Tanya Rayena dengan congkaknya, jangan lupakan aura mencekam gadis itu.

Tak dipungkiri, pesona Rayena sangat besar. Pesonanya mampu mengalihkan fokus beberapa saat, cantik dan dingin bersamaan.

I'm the antagonistOù les histoires vivent. Découvrez maintenant