Forty

6.1K 596 14
                                    

Cahaya matahari bersinar melewati jendela yang di biarkan terbuka. Membangunkan sosok seorang pria yang tertidur nyenyak di atas tempat tidur luas dengan selimut menyelimuti tubuh.

Sosok itu, Felix, terbangun akibat cahaya yang menerpa wajahnya. Perlahan membuka mata, memindai sekitarnya yang terlihat asing tetapi terasa familiar.

Rasa sakit di pinggang serta kepala menyerang begitu Felix mencoba untuk membangkitkan tubuh. Selimut yang membungkus diri di buka, mendapatkan tubuh tanpa busana dari atas hingga bawah.

Seketika Felix merasa panik. Mata bergerak tidak karuan mencari pakaian yang mungkin sudah dalam keadaan robek sekarang.

Ia dengan ceroboh menapakkan kaki di atas karpet lembut. Menyadari kaki tidak bisa menahan beban tubuhnya sendiri, Felix mempersiapkan diri untuk jatuh ke bawah sana.

Tidak ada rasa sakit. Felix justru merasakan lengan melingkar di tubuh yang menahannya agar tidak langsung bertemu dasar di bawah.

Aroma violet memasuki penciuman. Felix mengenali aroma ini.

"Felly. You okay?"

Didudukkan tubuh pada pinggiran tempat tidur. Dari posisi ini Felix dapat melihat siapa yang menopang tubuhnya.

"..Didi..?"

Pria yang di panggil Didi, tentunya adalah Dion, mengangguk. Membawa tubuh Felix agar dapat kembali duduk di atas tempat tidur.

Felix setelahnya tidak mengatakan apapun. Mata dengan perlahan meneliti Dion.

Di angkatnya tangan untuk mengusap dagu tegas milik Dion yang ditumbuhi sedikit bulu disana, menimbulkan rasa kasar yang membuat geli di tangan.

Seketika ingatan kabur memasuki kepala. Felix sedikit demi sedikit mulai mengerti kenapa Ia bisa berada di tempat ini, tidak berbusana, dan hanya bersama dengan Dion.

Oh, heatnya menyerang diwaktu yang kurang tepat.

"Kamu akan membuat Saya kembali tegang."

Dengan cepat Felix menarik tangannya. Pipi berubah merah tepat setelah mendengar suara yang entah bagaimana terdengar lebih berat dari yang terakhir diingatnya. Dan penampilan Dion menurut Felix sangatlah dewasa.

"Saya hanya bercanda."

Dion tersenyum. Memberikan tatapan yang biasa diberikan pria itu padanya. Tetapi terlihat lebih sendu, membuat Felix merasa sesak didada.

"Apa kamu ingin sarapan sekarang? Saya bisa membawa kamu ke ruang makan untuk sarapan."

Felix menyadari kalau Ia merasa lapar. Terbukti dari perutnya yang berbunyi tak lama setelah Dion bertanya padanya.

Mengabaikan kondisi sekitar, Felix mengangguk.

"Boleh."

Kemudian Dion mengangkat tubuhnya. Menimbulkan pekikkan dari Felix yang terkejut atas aksi Dion. Sebelum keluar, Dion membawanya menuju walk-in closet. Membantu Felix memakaikan pakaian dengan dirinya duduk di sofa tengah.

Felix dikenakan pakaian kemeja merah muda longgar serta celana selutut berwarna krem. Diangkat kembali tubuh Felix yang sepertinya kelewat ringan karena Dion bisa mengangkatnya menggunakan satu tangan menuju ruang makan yang dimaksud.

Tidak Felix sangka akan menemukan sosok orang lain disana selain keduanya. Ada tiga remaja, satu anak kecil, makan dengan hikmat hidangan di hadapan sembari bertukar pembicaraan. Keempatnya serentak menghentikan aktivitas begitu mendengar langkah kaki milik Dion.

Tubuh Felix diletakkan pada kursi sebelah anak kecil. Memiliki rambut dan mata hitam, mengingatkan Felix pada penampilan diri sendiri. Menatap antusias padanya lalu turun dari kursi hanya untuk meletakkan tangan kecil diatas pangkuan Felix.

How My Papa And I Found Our FamilyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora