CAFE BAKERY

5 2 0
                                    

Senja, mempertemukan ku dengan dia yang aku pikir bahagia ku ada bersamanya, nyatanya aku salah.
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*


Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Besok, adalah sentuhan terakhir dari diriku, sebelum cafe ini akan launching. Aku mengedarkan arah pandangku, dengan hasil kinerja dari Nadia dan yang lainya. Aku tidak menyangka bahwa akan secantik dan setenang ini cafe milik ku ketika seseorang datang kedalam cafe, aku harus menambahkan bonus pada mereka yang sudah bersusah payah membantu diriku. Aku langkahkan kakiku menuju area depan cafe dimana Nadia dan tim sedang mengerjakan bagian terakhir, yaitu pahatan yang membentuk nama cafe bakery ku, 'Memories Arunika'. Aku tersenyum saat melihat nama itu yang terpasang pada atas pintu masuk cafe ini, beserta papan dengan tulisan dari Nadia beserta timnya. Terlihat unik dengan gaya tulisan yang menjadi ciri khas dari mereka, memberikan kesan alami pada nama yang mereka ukir.

"Ane, sudah selesai" ucap Kakek yang menghampiri ku

"Sudah kek, besok adalah sentuhan terakhir sebelum launching. Aku dan yang lainya akan mempersiapkan semuanya besok, termasuk kebutuhan cafe ku." Terangku pada Kakek, lalu Kakek mengajak ku untuk berbincang-bincang di teras rumahnya. Aku mengikuti langkah Kakek, setibanya aku dan beliau di kediamannya Kakek mempersilahkan aku duduk dihadapannya, lalu beliau berkata.

"Kakek memiliki langganan dari kenalan kakek. Kamu bisa menghubungi mereka untuk membeli stok kebutuhan cafe bakery kamu, bagaimana?" Jelas Kakek yang meminta pendapatku, aku tidak masalah sama sekali, justru hal itu sangat membantu diriku. Aku menyetujui pendapat dari Kakek

"Boleh kek" jawabku, lalu Kakek bergegas menyalakan handphone nya dan terlihat menghubungi seseorang yang ternyata mereka adalah supplier untuk cafe ku.

"Mereka setuju Na, kamu bisa pergi ke alamat ini." Ucap kakek memberikan ponsel genggam miliknya, tertera suatu alamat yang harus ku tuju, lalu aku tulis kembali alamat tersebut di catatan handphone–ku. Setelah mendapatkan alamatnya aku berpamitan kepada kakek untuk menyelesaikan perihal supplier agar bisa diantarkan ke cafe ku besok pagi.

Setelah bersiap-siap aku menghentikan angkutan umum yang beruntungnya sedang melintas melewati arah cafe ku, seperti biasanya setelah memasuki angkutan umum tersebut aku menyebutkan alamat yang aku tuju, sepenjang perjalanan yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang, hingga beberapa kendaraan yang memilih melawan arah dan menerobos lampu merah, aku hanya menggelengkan kepala melihatnya... setelah beberapa menit akhirnya aku tiba di salah satu tempat yang akan menjadi supplier untuk cafe ku, aku berjalan pelan memasuki area tersebut seraya melihat-lihat di sekelilingku

"Ada yang bisa di bantu mbak?" Tanya seseorang yang sepertinya pegawai di tempat tersebut

"Saya Anlik, kakek Gama sudah memberi tahu pemilik tempat ini bahwa saya akan datang." Ucapku pada karyawan tersebut, ia meminta diriku menunggu sebentar ucapnya. Lalu pergi dari hadapanku sepertinya ia akan memanggil pemilik tempat ini. Setelah menunggu beberapa menit aku melihat karyawan tadi berjalan menuju ke arahku seraya berbincang dengan seseorang yang berada disampingnya, pemilik tempat supplier ini.

"Anlik ya" ucapnya menyapaku

"Iya benar pak," jawabku segera. Setelah perkenalan tersebut aku menjelaskan maksud dan tujuanku datang menemuinya untuk meminta beliau menjadi supplier untuk cafe bakery ku, setelah persetujuan akhirnya aku mendapatkan supplier.

"Kapan barang-barang ini akan di kirim ke cafe mu Na?" Ucap pemilik tempat supplier tersebut

"Besok, bolehkah jika saya meminta besok pagi untuk dikirim ke alamat cafe saya."

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang