PIE BUAH

13 2 0
                                    

Kamu tau An. Apa yang lebih indah selain dirimu dan senyumanmu? Pie buah buatan dari mu.
_Arden Alzabi Habibie_

Seyara17
*
*
*
*

Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Dari beberapa karyawan lama hanya merekalah yang bertahan, banyak sekali karyawan yang mengecewakan kepercayaan ku tepat satu tahun Memories Arunika ini beroperasi, dan sisanya karyawan yang terbilang masih baru. Mengingat hal itu, aku bersyukur sekali sa'at ini masih ada Ghandi dan Azura, meskipun terkadang perilaku mereka mengesalkan. Aku menepuk dahiku, aku melupakan bahwa hari ini aku akan datang mengunjungi restoran milik mas Habi, jam sudah memasuki pukul 12.00 siang, jam istirahat orang bekerja. Aku bergegas mengambil tas miliku dan membeli beberapa Pai buah favorit mas Habi, setelah selesai aku bergegas berjalan mencari taxi.

Setelah menempuh perjalanan akhirnya aku tiba di restoran milik mas Habi, terlihat parkiran yang sudah dipenuhi oleh para pelanggan, aku langkahkan kakiku melewati tulisan selamat datang lalu menuju kasir untuk menanyakan dimana ruangan pribadi milik mas Habi, aku mengetahuinya semalam ketika dirinya bercerita bahwa restoran miliknya ini dibuat dengan menghubungkan kantor miliknya, kantor dimana berisi para manajer, Hrd dan yang lainnya.

"Mbak permisi" ucapku pada seorang kasir perempuan

"Iya ka ada yang bisa dibantu" jawabnya dengan ramah

"Bisa minta tolong tunjukkan ruangan pak Arden" ucapku padanya, membuatnya menatap penuh selidik ke arahku

"Sebentar ya ka, saya konfirmasi dulu dengan sekertaris pribadinya" ucapnya seraya melenggang pergi menghubungi seseorang. Aku yang lelah dengan berdiri saja lantas melangkahkan kaki ku untuk menempati salah satu meja yang terlihat masih kosong, setelah menunggu beberapa menit. Kasir perempuan tersebut kembali menghampiri diriku seraya membawa Handphone di genggaman tangannya, terlihat masih berada di panggilan telepon.

"Permisi Ka, kata sekertaris pribadinya, untuk sa'at ini pak Arden sedang tidak bisa di ganggu."

"Kalau seperti itu, bisa tunjukkan sama saya dimana ruangannya." Ucapku kembali dengan nada penuh penekanan di setiap kalimat yang aku ucapkan

Terdengar suara seorang perempuan dari Handphone yang perempuan itu genggam, tertulis nama Bu Assya.

"Siapa si Nay, ganggu aja. Intinya jangan mempersilahkannya masuk, itu pasti perempuan yang tidak memiliki kepentingan apapun dengan mas Arden, siapa tau aja perempuan itu datang dengan niat mau menggoda mas Arden, siapapun harus tau mas Arden itu kekasihku." Ucap perempuan tersebut, mendengar perkataan perempuan tersebut tanpa sepatah kata apapun dari diriku aku mengeluarkan Handphone miliku dan mengaktifkan nya, lalu berselancar di galeri dan mengklik poto pernikahan ku dengan mas Habi, lalu aku tunjukkan Poto tersebut pada perempuan yang berada dihadapnku ini, melihat Poto yang aku sodorkan terlihat raut wajahnya yang terkejut. Lalu segera mengajakku menuju ruangan milik mas Habi, bertemu dengannya apakah menyusahkan seperti ini. Aku penasaran seperti apa sekertaris yang bernama Assya yang dengan beraninya mengatakan bahwa suamiku kekasihnya. Apakah dia belum pernah merasakan usapan yang penuh kelembutan dari tangan seorang istri sah.

Setelah sesampainya aku dengan perempuan tadi, aku melihat ada seorang perempuan yang sedang berdandan mengaplikasikan kembali lipstik nya yang sudah terlihat merah dan tebal. Sa'at melihatku dengan perempuan yang berada disampingku yang aku ketahui namanya adalah Naya

"Naya, siapa yang mengizinkan dia masuk ke sini." Ucapnya dengan suara teriakannya yang cukup memekakan telinga dengan tatapan menyeramkanya

Naya yang mendapatkan tatapan seperti itu berbisik padaku

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang