Chapter 29

1.2K 75 10
                                    

  Happy Reading
***

"Sean, ayo kita putus."

Sean membeku sembari menatap Senja seperti tidak percaya.

"Apa maksud mu?" Tanya Sean masih dengan raut tidak percaya.

"Ayo putus." ulang Senja dengan tatapan lurus ke depan, menatap apapun yang bisa di tangkap netranya untuk menghindari tatapan dari Sean.

Sean kembali terdiam sembari memperhatikan raut serius yang sedang di tunjukan oleh Senja sebelum akhirnya Sean tertawa lalu kembali meraih tangan Senja. Sean menggenggamnya dengan erat.

"Jangan bercanda, aku nggak suka mendengarnya. Ayo, aku antar pulang, hujannya makin lebat." kata Sean lalu menarik tangan Senja untuk berdiri dan pergi dari tempat tersebut. Sean terkejut ketika Senja menarik tangannya dengan kasar.

Senja membalas tatapan Sean lalu ia menelan Saliva dengan kasar ketika menemukan raut kebingungan dari Sean.

"Aku serius, Ayo kita putus. Ayo saling melepaskan dan kembali ke jalan sebelumnya, jalan dimana aku belum berada di hidupmu dan kamu belum ada di hidupku." kata Senja lalu bangun dan berdiri di hadapan Sean.

Sean kembali membeku untuk sesaat sebelum dia menghela nafas panjang.

"Kenapa?"tanya Sean dengan raut tidak suka.

"Karena aku mulai sadar, ternyata banyak garis di hidupmu yang tidak bisa ku lewati." Kata Senja yang membuat Sean semakin terpaku.

"Aku udah coba menutup mata dari kenyataan itu, tapi pada akhirnya dunia dan seisinya kembali menyadarkan ku kalau kita memang berbeda. Manusia seperti ku nggak seharusnya memasuki hidupmu. hidupmu yang sempurna pasti terlihat konyol karena keberadaanku dan Ayah ku." Kata Senja lalu ia menatap Sean.

"Jadi, ayo kita akhiri sampai disini." kata Senja dengan raut datar untuk meyakinkan Sean.

Sean menggeleng kuat lalu mengikis jarak di antara mereka.

"Siapa? Siapa yang memaksamu melakukan semua ini? Katakan, Aku akan membunuh siapapun itu." kata Sean dengan raut kejam.

Kini giliran Senja yang menggeleng, lalu dia menunduk untuk menghindari tatapan tajam dan menyelidik dari Sean.

"Tidak ada. Tidak ada siapapun yang memaksaku melakukan semua ini. Ini murni keinginanku." kata Senja, lalu dia tersentak ketika Sean menggenggam tangannya dan memaksanya untuk membalas tatapannya.

"Bohong, tidak mungkin ini keinginanmu. Katakan siapa yang memaksamu, Apa Aurora? Atau.. Papaku?" Paksa Sean yang tidak puas dengan jawaban Senja.

Senja melepaskan genggaman Sean lalu menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Tidak ada, mungkin aku mulai sadar dari keegoisanku. Aku mulai terbangun dari khayalanku yang sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi nyata. Dunia dan seisinya juga tau kalau kita berbeda. Sudah cukup kita melawan arus Sean,  karena di paksa pun kita hanya saling menyakiti. Sampai kapan pun aku tidak pernah pantas mendampingi mu." kata Senja yang membuat Sean terdiam dengan raut yang mulai emosi.

"Jadi, tolong kembali ke hidupmu yang sebelumnya. Tempatmu bukan di sini. Terluka dan hidup susah bukan bagian dari takdirmu. Pergi, selamatkan dirimu sebelum manusia miskin dan tidak tau diri ini semakin menghancurkan mu." kata Senja dengan mata berkaca-kaca. Pada akhirnya ia tetap kalah, ia tidak bisa terlihat kuat dan meyakinkan seperti yang ia harapkan.

"Selama ini kita bersama, Kita bisa melewatinya dengan mudah, Lalu kenapa sekarang menjadi hidupmu dan hidupku? Apa yang berbeda dari kita? Tidak ada. Jangan berbicara percuma dan memaksaku melakukan hal yang tidak ku sukai. Sampai kapanpun aku akan tetap disini, berdiri di sampingmu dan menghabisi siapapun yang mencoba menyakitimu. Berhenti mengatakan hal yang tidak penting. Kita akan tetap seperti sebelumnya." kata Sean yang di jawab gelengan kuat oleh Senja lalu Senja menatap Sean dengan tatapan terluka.

Laut dan Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang