BAB 25

201 28 31
                                    

Sejak mendapati sedan hitam mewah yang diparkir di depan lahan perkebunan milik keluarga besarnya, Taehyung mendadak berubah gelisah. Ia hafal betul siapa pemilik Mercedes Benz hitam tersebut. Bahkan jika seandainya sudah tidak ada siapa-siapa lagi di dunia ini, orang itu tetap akan menjadi satu-satunya manusia yang tidak ingin Taehyung lihat dan temui.

Keresahan yang dirasakan oleh Taehyung ini lambat laun terbaca juga oleh Yoona.

"Ada apa, Tae? Sejak makan siang di kantor perkebunan, kau terlihat gelisah. Berkali-kali aku menangkap pandanganmu selalu mengarah ke luar jendela. Apa ada yang kau khawatirkan?" Tanya Yoona saat mereka berdua sudah kembali ke kamar tidur mereka di pondok apel.

Taehyung menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Apa yang mesti kukhawatirkan? Kau kan sudah menjadi isteriku." Ia menarik pinggang Yoona dan melumat manis sepasang bibir wanita yang baru kemarin ia nikahi itu. Tidak ada gunanya menceritakan tentang kecemasaannya pada Yoona. Ia tak mau membuat isterinya ikut-ikutan merasa risau.

"Hmm, kau tidak sedang khawatir kalau-kalau Haneul akan muncul dan mengusik kita, bukan?" Yoona mencubit dan mengelus tengkuk leher Taehyung. "Kemarin dia datang ke pernikahan kita. Mungkin Haneul penasaran, mungkin juga cuma sekedar iseng dan ingin memastikan bahwa kita berdua memang benar-benar menikah."

"Haruskah aku khawatir padanya?" Decah Taehyung. Tapi bukan Haneul yang membuat perasaannya tidak enak seperti ini. Melainkan pemilik Mercedes Benz hitam tadi. "Apa menurutmu Haneul akan mengganggu rumah tangga kita? Apakah dia masih mencintai dan mengharapkanmu?"

Yoona menggigit-gigit bibirnya, ia mencolek pipi Taehyung, "kau salah, Tae. Haneul tidak pernah mencintaiku. Yang dia cintai adalah isteri pertamamu---ibu Kiwoo dan Sena."

"Kalau Haneul tidak pernah mencintaimu, untuk apa dulu dia melamarmu?"

"Entah." Yoona mengangkat bahu. "Mungkin Haneul hanya ingin memanfaatkanku untuk menutupi hobinya berselingkuh dengan isteri orang."

"Aneh." Gumam Taehyung. "Sudah ada gadis secantik engkau, untuk apa Haneul berselingkuh dengan wanita lain? Isteri orang pula. Dia benar-benar tolol."

Yoona tertawa kecil mendengar rasa heran Taehyung. "Kita harus bersyukur karena Haneul tolol. Kalau tidak, kau takkan bisa mendapatkanku." Giliran  Yoona yang mencium bibir merah Taehyung.

"Aku tidak yakin kau akan tetap setia pada Haneul setelah kita berdua bertemu dan berkenalan." Taehyung tersenyum simpul. "Bukankah kau duluan yang jatuh cinta padaku?"

"Jangan senang dulu." Cibir Yoona. Jari telunjuknya melingkari tulang leher Taehyung. "Kita tidak tahu apa yang mungkin akan terjadi jika seandainya Haneul selalu setia padaku."

"Apa kau akan lebih memilih Haneul daripada aku? Atau jangan-jangan aku ini cuma ban serep, ya?" Taehyung memicingkan mata dengan sikap curiga.

Melihat betapa masamnya tatapan mata Taehyung, Yoona buru-buru menghentikan candaannya, "siapa yang begitu tolol hendak menjadikan pria seistimewa engkau sebagai ban serep, hah? Aku cinta padamu, Tae. Aku betul-betul cinta." Yoona bersungguh-sungguh. "Aku jatuh cinta padamu karena apa adanya dirimu, bukan karena aku punya bekas tunangan yang tidak setia."

"Oh ya? Masa?"

"Kau meragukanku?"

Taehyung menatap Yoona selama beberapa saat tanpa menjawab. Yang ditatap langsung merasa panas-dingin. Jangan sampai obrolan ringan mereka ini malah menjadi awal dari sebuah pertengkaran. Yoona tidak ingin pernikahannya dengan Taehyung yang baru berusia satu hari ini diwarnai oleh sebuah percekcokan dan ketidakpercayaan. Itu bukan permulaan yang baik untuk sebuah kehidupan rumah tangga.

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang