CHAPTER 17: KADO ULANG TAHUN

1.5K 150 55
                                    

Matahari mulai merebahkan diri dan tenggelam dalam dinginnya tepi lautan. Rebecca mengemudikan mobilnya perlahan menikmati sore minggu yang tenang. Seperti biasa, Bali selalu tenang dan nyaman meski banyak orang berlalu lalang dalam segala aktivitas mereka.

Beberapa masyarakat lokal tampak asyik bercengkrama menyatu bersama beberapa orang asing di tempat-tempat tertentu. Cafe misal. Atau bahkan parkiran. Interaksi antara beberapa manusia itu terus terjadi bak harmoni yang nyata.

Ah, orang Indonesia memang sangat ramah. Sudah menjadi rahasia seluruh penjuru dunia. Sayangnya cuma satu, kadar kepedulian yang kita miliki kerap kali merongrong privasi seseorang. Kata peduli itu berujung menjadi ikut campur.

Rebecca tersenyum tipis melirik ke kursi penumpang. Makhluk berbulu berwarna putih yang kini menampilkan wajah menggemaskan itu membuat sudut bibir Rebecca terangkat sempurna.

"Bentar lagi kita sampe rumah yeayy", ucap Rebecca sambil tersenyum. Kucing putih kecil jenis scottish fold itu mengeong sebelum akhirnya sibuk dengan jok mobil Rebecca.

"Choco, itu mahal ya sayang. Jangan mengacau di hari pertama jadi anak gue", ucap Rebecca dingin.

Choco. Kucing kecil  itu tampak tak peduli dengan peringatan Rebecca. Ia tetap melanjutkan kegiatan menguji kekuatan kukunya pada jok mobil Rebecca yang baru berumur dua minggu itu.

Saat sudah didepan rumah, Rebecca mengernyit saat sebuah mobil putih yang tampak familiar sudah terparkir persis didepan gerbangnya sehingga tak mungkin bagi mobilnya masuk.

"Bentar yaa co"

Rebecca terpaksa turun dari mobil ketika pikirannya mulai menebak siapa pemilik mobil itu. Tidak salah, ketika Rebecca mengetuk pelan kaca pengemudi, sosok yang tampak adalah Ariana.

Rebecca mengernyit saat Ariana memutuskan untuk turun dan berdiri sejajar didepannya. "What are you doing here?"

Bukannya malah menjawab, wanita cantik berbalut minidress hitam pekat bertali tipis dan dihiasi jejeran permata di bagian dada itu malah mendekat pada Rebecca dan merangkul tubuh Rebecca ke dalam pelukannya.

Rebecca membiarkan Ariana dengan perbuatannya sampai gadis itu puas. Cukup lama setelah itu, barulah Ariana melepaskan pelukannya lalu senyumnya terbit.

"Happy birthday"

Rebecca tersenyum dan mengangguk. "Thank you"

"Aku menahan diri dari kemaren untuk tidak kemari dan bahkan sejak pagi udah gemes sendiri pengen ketemu kamu"

"Oh ya?"

"Ya. Sayang sekali Chiko ngotot mau main sama kamu seharian dan ga ngebolehin aku ketemu kamu sama sekali"

Rebecca menautkan alis heran. "Jadi beneran kontakan sama Chiko, tadi?"

"Iya"

"Jadi sejak kapan kakak disini? Kenapa ga telpon aku aja?"

"Aku takut ganggu waktu kamu sama Chiko. Lagipula dia juga udah janji sama aku"

"Janji apa?", tanya Rebecca tak mengerti.

Ariana tersenyum misterius dan mendekat berniat berbisik pada Rebecca. "Dia shift siang, aku shift malam"

"Maksudnya?"

Ariana tak menjawab lagi. Ia hanya senyum misterius lalu kembali masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Rebecca yang masih belum mengerti maksud ucapan kakaknya.

Apasih??

"Heh, cepatan buka gerbangnya!", titah Ariana dibalik pintu mobilnya.

Rebecca secara sadar tak sadar mengangguk dan membuka gerbang. Ia sendiri berlari ke arah mobilnya dan mengemudikan mobil memasuki pelataran parkir rumahnya.

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Where stories live. Discover now