01

108 7 0
                                        

- 50:50 -

Libur peralihan semester baru telah berlangsung selama kurang dari 3 bulan. Saat ini setiap universitas tengah dihadapkan dengan kesibukan untuk menyambut para mahasiswa baru. Terlebih lagi di Universitas Karya Bangsa yang saat ini menjadi tempat mengemban ilmu seorang mahasiswa hukum semester 3 bernama Naina Valerie Gerilliya.

“Bruh ini kurang dari satu minggu loh, kok belum ada info tentang PMB itu si.” Ucap Naina terhadap temannya yang bernama Cellia ketika mereka berdua tengah berjalan keluar dari fakultas hukum menuju ke area parkiran.

“Gak tau, lagian gue gak mau ah jadi panitia PMB, cape.”

“Dih lo kalo kepilih jadi panitia PMB fakultas jangan nangis ya Cel.”

“Dih apaan, kagak mau gue.” Bantah Cellia dengan muka tidak setujunya ketika mendengar perkataan Naina. Sedangkan Naina sendiri hanya tertawa keras ketika melihat ekspresi penolakan yang dilayangkan temannya itu.

“Balik sama siapa lu Cel?”

“Biasa, nebeng Caca.”

“Yaudah, gue duluan ya kalo gitu.”

“Siap, hati-hati lu Nai.”

“Aman, gue duluan ya. Byeee.” Seru Naina yang mulai menancapkan gas motornya untuk menjauh dari area kampus menuju ke rumahnya.

Di dalam perjalanan Naina hanya terdiam termenung sambil memandangi jalanan yang bisa dibilang cukup ramai oleh beberapa anak SMA yang baru pulang sekolah dan orang-orang yang berlalu-lalang di sore hari. Sampai tidak lama kemudian dia berbelok dan menepi di sebuah rumah yang terbilang cukup sederhana.

Kriet~

Sejenak Naina memandangi rumahnya yang terlihat sepi tidak berpenghuni ketika dirinya telah membuka pintu utama rumahnya. Dia hanya mengedikkan bahunya acuh dan berjalan menuju ke arah kamar miliknya untuk bersitirahat, karena menurutnya hari ini cukup membosankan namun juga melelahkan di sisi lain.

“Hahh.. cape. Apa-apaan setiap kali selesai kumpul himpunan pasti energi gue selalu kekuras gini.” Keluh Naina dengan tubuhnya yang ia baringkan di atas kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya.

Namun hal itu tidak bertahan lama karena Naina segera bangkit dari kasurnya, mengambil handuk dan beberapa pakaian ganti, lalu berjalan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Mandi dulu ga si kita, sebelum dimarahin si mamah lagi karena kebiasaan mandi malam.” Monolognya santai dengan siulan kecil yang keluar dari bibirnya.

Beberapa menit kemudian, Naina akhirnya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah serta pakaian yang sudah terganti menjadi pakaian yang lebih santai. Namun, sebelum dia kembali ke kamarnya, Naina terlebih dahulu memeriksa dapur untuk mencari beberapa makanan.

Naina hanya menghela nafasnya pelan dengan tangannya yang menggaruk lehernya yang tidak gatal ketika dirinya hanya mendapatkan beberapa mie instan untuk dimakan. “Mie lagi kah ini?” Gumamnya pelan kemudian mengedikkan bahunya acuh dan mulai memasak mie tersebut.

“Yah, yang penting kenyang.” Katanya ketika mie yang ia masak telah siap disajikan. “Lagian ni mama kemana si? Udah sore gini, masih belum pulang aja.” Racau Naina mengambil Mie dan sebotol air lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Tek ItWhere stories live. Discover now