She's Comeback

18 3 0
                                        

Ruby's Store

Gwen POV

"Aku perlu pendapatmu tentang ini..." Alvaro meletakkan kertas yang berisikan arransemen musiknya. Aku yang sedang menatap ponsel segera meletakkan ponsel ke dalam tas. Meraih kertas musik itu dan mengamatinya.

"Ada yang aneh denganmu." Ujar Alvaro memerhatikanku.

"Apanya?" Aku mengangkat wajah.

"Kamu sakit?" Alvaro bertanya cemas.

"Tidak, kenapa?"

"Wajahmu merah. Akhir-akhir ini sering begitu. Kamu yakin tidak sakit?"

Aku menahan tawa, berusaha memberikan senyum yang singkat meski rasanya ingin sekali tersenyum lebar.

"Aku baik-baik saja."

"Sejak bulan madu dia memang begitu." Celetuk Karina secara tiba-tiba.

"Siapa yang bulan madu?" Keduanya bertanya secara bersamaan.

"Siapa yang baru kembali dari Bali minggu lalu?"

"Aku hanya menemani Mas Rangga kesana. Lagipula dia disana bekerja."

"Bekerja tidak mungkin selama dua puluh empat jam kan?" Karina bertanya dengan suara santai.

"Karina, tolonglah..." Aku memohon dengan wajah memerah. "Bisa kita lupakan percakapan ini?"

"Memangnya ada apa?" Alvaro yang tidak mengerti menggaruk kepalanya.

"Hanya yang sudah menikah yang paham. Orang seperti kita memang belum pantas untuk paham masalahnya." Karina melirik Alvaro yang langsung menampilkan wajah datar.

"Sudahlah, kurasa aku harus ke toilet." Ujarnya mengalihkan percakapan dan pergi dari tempatnya.

Aku dan Karina terkikik geli. Alvaro selalu menghindari topik tentang pernikahan, sepertinya pria itu sangat membenci mambahas itu.

"Jadi kapan mbak mau mengundurkan diri?"

Aku mendelik kepada Karina. "Kamu ingin aku resign? Jahat sekali."

"Mbak sudah menikah, suami mbak kaya raya, kenapa mbak harus capek-capek bekerja?"

"Aku suka dengan pekerjaanku. Dia saja tidak melarang, kenapa jadi kamu yang sewot?"

Karina mendesah dan menatapku. "Mbak harus fokus pada kehidupan rumah tangga. Aku senang mbak bantu disini, tapi menurutku mbak lebih baik di rumah saja."

"Karina... kenapa jadi ngusir begini?"

Karina tertawa pelan. "Pokoknya pikirkan saja perkataanku. Mbak lebih baik di rumah dan mengurus suami. Siapa tahu setelah ini mbak akan memberiku keponakan yang lucu-lucu."

Tapi perkataan Karina terngiang-ngiang di benakku setelah aku sampai di rumah.

***

Wardana's House

Author POV

"Ada masalah?" Rangga datang dan memeluknya dari belakang saat ia hanya berdiri sambil melamun di depan kulkas.

Gwen menoleh dan membiarkan Rangga mengecup bibirnya. Saat ini Rangga sudah pindah ke kamarnya karena Gwen menolak pindah ke lantai dua.

"Aku hanya memikirkan perkataan Karina sore tadi."

"Tentang?" Rangga membuka kulkas dan mengambil sebuah apel lalu mencucinya.

"Resign."

Pria itu menoleh kaget. "Kamu mau resign?"

You're My Perfume✅Where stories live. Discover now