📚 40- PELECEHAN

3.4K 245 132
                                    

Emot yang sesuai dengan part kali ini?

Comennya yg niat dong, biar ada motivasi buat up lagi...

Hari ini Varsya memutuskan untuk izin  dari cafe tempatnya bekerja, tubuhnya tak bisa di paksakan untu bekerja. Minimal untuk beberapa hari ke depan, Varsya tak ingin mengambil resiko dulu.

Varsya di tinggal sendiri oleh Loria, gadis itu sudah berangkat bekerja tiga puluh menit yang lalu. Tentunya setelah memastikan Varsya menghabiskan makanannya terlebih dahulu.

Varsya memutuskan untuk duduk di teras rumah menatap pekarangan rumah dengan pikiran melayang kemana mana, gadis itu melamun.

"PERGI MAS, SAYA TIDAK INGIN BERTEMU KAMU LAGI." Teriakan itu berhasil membuat lamunan Varsya buyar.

Matanya menangkap kedua lawan jenis yang sudah berumur tengah berdebat, jaraknya yang lumayan dekat membuat perkataan mereka terdengar jelas oleh Varsya.

"Dia juga anak saya Dian, kamu tidak bisa mengabaikan fakta itu." Jawab laki laki dengan pakaian santai kepada perempuan di depannya.

"Dia anak saya, bukan anak anda. Jadi saya minta dengan hormat anda pergi dari sini dan jangan pernah muncul di hadapan saya." Ujar si wanita lalu buru buru masuk kedalam rumah, mengabaikan jika si pria terus menggedor pintu dengan kuat.

Wanita itu Dian, ibunya Arzan. Varsya bisa menyimpulkan dari percakapan mereka jika pria paru baya ini Ayahnya Arzan.

Sialnya Varsya malah bertatapan dengan Pria itu membuatnya tak enak hati, seolah olah Varsya ketahuan menguping pembicaraan mereka. Tak ingin terlibat apapun dengan pria itu, Varsya buru buru masuk kedalam rumah.

Langkah Varsya terhenti saat mendengar ponselnya berbunyi, tanda jika sebuah notif baru saja masuk.

Pupil mata Varsya membulat saat membaca sebuah Imel yang baru saja dia terima, gadis itu begitu senang dan gembira.

Sebuah Imel masuk yang menyatakan sebuah brand menawarkan dirinya  kerjasama, memang itu hanya brand kecil namun hal itu bukanlah sebuah masalah baginya.

Seolah rasa sakitnya hilang begitu saja tanpa banyak kata Varsya bersiap untuk menuju ke tempat yang sudah di janjikan brand tersebut.

Varsya memang buru buru tapi bukan berarti dia melewatkan sesuatu, penampilan tentu saja ok guna menarik brand tersebut. Varsya juga menyiapkan hal hal penting yang kiranya akan dia butuhkan, step terakhir adalah mengabari Loria dan setelahnya dia bisa menuju ke tempat yang sudah di janjikan.

Varsya mengunci rumah dengan cepat setelahnya berbalik berniat pergi namun sayang niatnya di urungkan saat matanya menangkap keberadaan  pria paru baya di depan teras rumahnya.

Apa pria ini sejak tadi tak pergi, lalu apa yang dia lakukan di pekarangan rumah milik Loria. Orang yang di maksud Varsya adalah pria paru Bayah yang dia yakini ayah Arzan.

"Bisa bicara sebentar?" Ucap Pria itu.

Varsya tampak bingung, "saya?" Tanya Varsya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Si pria diam sambil mengamati Varsya, hal itu membuat Varsya tampak seperti orang bodoh. Apa lagi menyadari jika tatapan pria ini cukup mengintimidasi.

*
*
*

Di sinilah Varsya berada, sebuah tempat makan di pusat kota. Varsya menyetujui ajakan pria asing ini, sebenarnya Varsya memanfaatkan pria ini agar menumpanginya ke pusat kota pasalnya jarak rumah dan tempat ini lumayan jauh.

Tepat di sebelah jalan adalah cafe di mana dia sudah membuat janji dengan brand yang mengajaknya kerja sama, Varsya punya tiga puluh menit sebelum waktu janjinya tiba.

Lembar KisahWhere stories live. Discover now